sechzehn

681 117 5
                                    

Kelopak mataku terbuka paksa bersama deru napas yang berlomba-lomba, aku tersentak dari tidurku. Dan ketika kusadari sepenuhnya, aku berkeringat banyak dan relungku terus mencelos. Semampu mungkin, aku mengatur ritme napas agar dapatkan ketenangan. Padahal ini sudah hitungan sekian, tapi aku tak juga terbiasa.

"Terbangun?"

Menggeser sudut pandang, profil sayu Hoseok merangkulku menuju ketenangkan. Aku bergumam mengiyakan. "Mimpi buruk."

"Tentang?"

"Tidak ingat tentang apa." Aku menggeleng kecil lalu berdersis, "Tapi aku selalu ingat sakitnya."

Tidak banyak bicara, Hoseok membungkusku dengan pelukannya. Menyapu kepalaku melalui belaian, ia pun berbisik, "Kau akan baik-baik saja."[]

Meine LuftWhere stories live. Discover now