"Hei."
Kata pertama setelah sekian lama tak menjajahi kokleaku. Gemanya tersalur murni menggandeng ukiran setengah bulan yang semerta-merta menggerayangi relungku guna lepaskan satu per satu simpul penahan gelegak yang telah saling berkelidan.
Sementara Hoseok binasakan jarak, aku mengepal dan menggigit kuat bibir bagian dalamku. Semacam ilusi, tapi aku enggan berakhir berdelusi.
"Sudah lama, ya."
Padahal dia telah kembali, tapi napasku tak juga lancar.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Meine Luft
Fanfiction[COMPLETED] Teruntuk udaraku yang pernah menghilang, Jung Hoseok. ©suyominie, 17-29 Agustus 2019.