sieben

1K 163 4
                                    

Kendati bebunyian jalan di malam hari tersaring kaya dengan atraktif, dentum alat di telingakulah yang paling dominan. Mendengarkan musik adalah salah satu metode terjamin guna hilangkan sepi dan lelah yang mendera. Bahkan lelah pada diri sendiri serta dunia sekalipun melalui maknanya.

Selain alunan musik, hantaman antar telapak sepatuku dan jalanan menjadi melodi tambahan, karena kebetulan aku memakai alas yang gamblang ciptakan bunyi. Menemui pertigaan, aku berbelok kanan di mana kafe sekaligus tempat tinggalku berada. Hari ini sengaja tutup cepat lantaran panggilan telepon Ibu yang menitah pulang, dan secara kebetulan membeli bahan untuk olahan kafe yang menipis.

Di langkah kelima belokan, irisku merangkum presensi seorang tetangga bisnis, sebab dia pemilik kedai ayam di seberang kafeku. Kim Seokjin namanya.

Baru hendak menyapa, bahkan belum angkat tangan agar melambai, Seokjin sudah memotong, "Pemuda di depan kafemu itu kekasihmu, 'kan? Nyaris tumbang sepertinya."[]

Meine LuftWhere stories live. Discover now