fünf

1.2K 185 18
                                    

"Siapa bilang? Sejak kau menghilang begitu saja tanpa kabar, tepat itulah hubungan kita berakhir."

Entah mengapa, aku jadi mencetuskan kalimat sialan yang senantiasa kupendam. Membiarkannya mengambang lalu berpendar ikuti partikel udara sampai membikin Hoseok seperti robot kehilangan daya. Dia impulsif menjadi terdiam di antara cuapan ramai pengunjung kafeku.

"Begitukah?" Ia berkedip pelan, temukan suara. Aku mengangguk mantap, lantas Hoseok pun sedikit menipiskan bibir.

Aku cepat-cepat berujar, "Tapi hubungan itu akan berlanjut, jika kau menyanggupi satu syarat."

"Memang bisa?"

"Tentu."

Satu alis Hoseok naik. "Apa?"

Mengindahkan interupsi teman-temanku yang minta tambah minuman, aku menatap Hoseok lekat-lekat. "Jangan pernah menghilang lagi."

Sungguh aku tidak paham saat Hoseok malah melantunkan kekehan, alih-alih merespon syaratku. Dia menutup mulut dengan beberapa jari yang dulu sering menyelipkan anak rambut ke telingaku. "Kalau begitu, aku tidak bisa."[]

Meine LuftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang