Part 4 : Lukisan Tua

1.7K 246 95
                                    

pandora

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

pandora

KEJADIANNYA berlalu dalam sekejap.

Pola melingkar di antara sisi-sisi meja tua reyot, dengan Pak Tua obesitas memimpin konversasi juga delapan orang yang menatap heran satu sama lain, cukup ampuh mengundang cercah tanya melingkupi isi kepala. Di bawah naungan gubuk beratap jerami paling elegan seantero jagad (atau yang mereka sebut markas), Aurie jelas cukup baik untuk lagi-lagi dibuat terhenyak, dan bingung. Terlebih mendapati raut mimik wajah manusia setengah immortal di sana mendadak berubah tegang.

"Jadi, roh-roh itu menyerang sembari mengerahkan para Chimera?" Si Peka Kim Namjoon, lebih dulu membuka suara. Memang pada dasarnya pemilik pikiran kritis akan selalu banyak bertanya. Meski terkadang sedikit retorik.

Baba Zyros mengangguk mantab. Atensinya dia edarkan ke seluruh obsidian anak-anak didiknya dengan mimik kelewat serius. Kendati jujur, ada sepercik kecemasan melintas di sana. "Benar. Mereka semua mulai mengawasi perbatasan. Aku baru saja selesai mengadakan rapat dengan Tetua Nymph saat tiba-tiba seekor Chimera menyerangku. Beruntung ada Kim Seokjin di sana yang membantu, meski dia harus mendapat sedikit perawatan akibat cakaran Chimera di lengan kanannya."

"Itu pasti sakit." Celetuk Taehyung yang seketika disikut oleh Jean. Serta-merta bergidik ngeri lantaran mendapat tatapan tajam dari si gadis.

"Apa sedang terjadi masalah? Bagaimanapun juga hal ini masih terdengar tidak logis. Chimera dan roh, mereka bukanlah tandingan yang tepat bagi kaum kita. Dewa bahkan telah meletakkan mereka sebagai makhluk lemah. Tapi, kenapa mereka mendadak berani menyerang?" Kali ini Jungkook yang bertanya. Seluruh atensi bersirobok akan eksistensinya. Pancaran manik mereka jelas tersirat persetujuan.

Hal ini sebab bukan peristiwa awam tiba-tiba desa di serang oleh dua jenis makhluk mitologi sekaligus. Meskipun tidak begitu parah hingga memporak-porandakan desa lantaran garis pelindung yang diciptakan Tetua bersama Artemis, sang dewi panah satu abad silam cukup mencegah pergerakan mereka memasuki perbatasan Woodvilles.

"Jika kupikir sekali lagi, apa ini termasuk pemberontakan?" Tanya Lyra dengan alis yang mengerut.

Beberapa dari mereka kelihatan masih setengah menimbang sebelum Hoseok menimpali, "Tidak mungkin. Jika memang ini adalah suatu pemberontakan, maka sudah seharusnya sejak dahulu mereka melakukannya di saat eksistensi mereka dicap kasta terendah."

"Hoseok benar." Balas Namjoon. Dia mengedarkan pandangan pada seluruh kawan-kawannya di sana. Menyedekapkan tangan dengan salah satu jemari mengusap dagu, Namjoon melanjutkan, "Tidakkah kalian berpikir bahwa mereka bukanlah makhluk se-bar-bar itu? Maksudku, kalian tahu chimera, atau si singa setengah ular dan kambing itu bahkan hidup beratus-ratus mil dari kawasan Woodvilles. Sedangkan kawanan roh hidup di tengah-tengah penduduk di sisi-sisi kegelapan sembari menjarah sisa-sisa itikad buruk manusia,"

Putra Hermes satu itu menjeda. Tatapan matanya menunjukkan adanya ribuan spekulasi menggerayangi kepalanya. Sekonyong-konyong dia meletakkan kedua telapak tangan ke atas meja guna menopang tubuh. Dan di waktu yang sama aura kritisnya terasa mendominasi. "Secara logis, apakah rasional mereka jauh-jauh datang ke desa mitologi hanya untuk menyerang? Jika memang iya, tentu janggal rasanya mereka menyerang kita tanpa tedeng alih-alih. Rasa-rasanya seolah mereka baru saja dirasuki sesuatu yang membuat mereka berpikir untuk melenyapkan kaum demigod- di mana notabenenya jauh lebih kuat dari mereka."

Pandora : Secret of the BoxWhere stories live. Discover now