Part 8 : Demigod

1.7K 211 121
                                    

warning! long chapter 🚨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning! long chapter 🚨

pandora

KALUT dan berantakan.

Agaknya adalah dua hal dominan yang menyapa pengelihatan Aurie sepanjang matanya mengamati. Napasnya barangkali nyaris tercekat tatkala harus menonton aksi laga dadakan di depan matanya sendiri. Tapi jujur ini gila. Teramat gila.

"Lyra, awas!" Seruan itu menggema tatkala gadis Song di sebelah sana masih sibuk membidik anak panah. Sekonyong-konyong ia menoleh walau selanjutnya kedua iris onyx-nya dibuat melebar sempurna. Jantungnya berdebar terlampau masif tatkala mendapati sesosok nosos beringsut memukulnya dengan sebilah kayu tatkala dirinya disibukkan mengomando panah dalam jarak jauh. Tetapi mustahil! Lyra tak bisa menghindar!

Splash!

Tanpa di duga-duga, Taehyung datang menebas makhluk itu dengan pedang petir miliknya sebelum dia sempat menyakiti Lyra. Hal itu sekonyong-konyong menjadikan sang nosos mati tergeletak nahas. Napas Taehyung terengah-engah. Matanya melirik ke belakang. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya.

Lyra mengerjap, masih menetralkan detak jantung saat menaik-turunkan kepalanya. Sedetik kemudian ia beralih menatap Taehyung. "Terima kasih," katanya.

Sungguh. Situasi ini tidak mampu dikategorikan teratur. Para nosos itu terlalu arbitrer, serampangan, serta tidak kira-kira. Bahkan Namjoon dan Jean harus saling berkoordinasi. Mata mereka saling melirik was-was, seolah menilik segelintir telepati, akhirnya mereka mengangguk. Tanpa babibu, Jean lekas bergulir ke sisi tiga nosos kembar. Awalnya dia hendak menyerang, namun terkesiap lantaran nosos-nosos itu lebih dulu mengambil langkah, Jean lekas menghindar sigap dan mengakibatkan ketiga nosos nyaris terjungkal.

"Grr... Demigod naakkaal..." Salah satu nosos mengubah haluan.

Si gadis Hera tersenyum sumbang. "Mari kita coba." Kedua tungkainya kontan berlari rancak mendekati makhluk itu. Mereka mengira Jean akan menggunakan belati yang dibawanya untuk melenyapkan mereka, rupanya dugaan tersebut meleset sebab tubuh semampai gadis itu justru merunduk, menggelingsir melalui ruang antara celah sepasang kaki salah satu dari mereka seraya berseru, "Sekarang!"

Tepat sebelum ketiga nosos sadari, Namjoon datang dari arah tak terduga dan melibas ketiga nosos dalam satu waktu dengan parangnya. Pekikan mereka menguar dibarengi tubuh tergelempang penuh darah. Napas Namjoon dan Jean langsung termengah-mengah, namun mereka tetap tersenyum, saling menepukkan tangan.

"Cih." Gornion menyeringai cemplang; merendahkan. "Seharusnya kalian tidak semudah itu meremehkan kami, dasar demigod gegabah. Kasta kami memang rendah, tapi kekuatan kami lebih besar."

Pandora : Secret of the BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang