ثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْن َtsalaatsatun wa 'iysruuna

1.5K 113 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

23. Harus Siap Kehilangan

Mobil putih itu melaju di jalan tol menuju ujung barat Pulau Jawa. Anyer, Banten, tempat wisata yang menjadi tujuan mereka. David ikut dalam acara liburan itu, Jeani juga. Hal tersebut sempat ditolak mentah-mentah oleh Alvin, karena awal perjanjian liburan tersebut hanya untuk berdua, dia dan Veli. Namun, apalah daya Alvin jika diancam kalau David tidak diizinkan ikut, Veli juga tidak akan ikut.

Di balik kemudi, David sering kali melirik dua gadis di jok belakang. Veli terlihat sibuk dengan notebook di tangannya dan Jeani selalu tersenyum kala kontak mata bertabrakan dengan David lewat spion dalam. Daritadi sunyi mencengkam, hanya alunan musik bervolume kecil yang mengisi ruang itu.

Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa

Alvin mengangguk-anggukkan kepala menikmati setiap alunan nada, liriknya mengayunkan perasaan membuat dia nyeletuk, "Lagu Admesh ini kayak perwakilan hati gue buat lo, Vel. Persis banget. Liat aja, nanti kalau mau nembak lo, gue bakal nyanyi lagu ini."

Gadis yang sedang menggoreskan tinta di atas putih langsung mendongak, menatap Alvin yang duduk di samping kemudi. "Masa? Emang kamu bisa nyanyi?"

"Bisalah. Vigoun aja kalah kalau sama gue mah."

Veli tersenyum miring, kemudian geleng-geleng kepala. Kepedaannya Alvin itu sudah tingkat dewa. "Coba nyanyi lagu tadi," suruhnya.

"Yang terimalah lagu ini?"

Veli mengangguk kecil, notebook di tangannya ditutup seraya menyandarkan punggung ke sandaran.

"Terimalah lagu ini, dari orang biasa. Tap--"

"Berisik!" David berucap ketus. "Mending kalau suara enak didenger. Lha ini ...."

Alvin menatap David tidak suka, bola matanya diputar sambil buang muka ke jendela. Dia memang menyadari kesalahannya yang telah menggombali Veli di depan orang yang begitu mencintai gadis itu. Meski status sudah sebatas mantan, tapi rasa belum tentu hilang. Terlebih Alvin mendengar langsung dari Veli alasan kenapa bisa putus.

"Jangan gitu, Kak." Veli memberi pembelaan untuk Alvin.

Jangan tanya seberapa persen senangnya Alvin mendengar Veli berujar seperti itu. Yang jelas dia tersenyum walau wajah masih menghadap samping. "Denger, tuh. Ngejek kan nggak boleh, jangan nambah-nambah dosa deh." Alvin tersenyum menang.

David langsung menatap Veli dengan tajam lewat spion dan dibalas cengiran tak berdosa. David setengah tidak percaya bahwa gadis itu memberi pembelaan bagi laki-laki di sampingnya. "Fokus nyetir," ingat Veli menyadarkan David.

Jeani yang merasa tidak dianggap kehadirannya memasang earphone, percuma diajak liburan oleh David tapi dianggurin. Ingin kembali lagi tapi jaraknya sudah jauh. Tiduran sambil dengerin musik, itu lebih baik.

"Kak Jeaaa," panggil Veli sambil menjatuhkan kepalanya di bahu Jeani. "Di sekolah, Kak David deketin cewek lain nggak?"

"Enggak," sahut David cepat.

"Veli nanyanya ke Kak Jea!"

Alvin sontak tertawa. David yang merasa jengkel melempar tatapan membunuh ke Alvin lalu kembali memfokuskan mata ke jalanan.

Jeani melepas earphonenya dan melirik David sebentar. Seringainya muncul, fitnah akan segera dia mainkan. "Sering, Vel. Hampir tiap hari gonta-ganti cewek buat dijadiin temen makan. Entah makan siang di kantin atau makan malam di resto. Sejak putus dari lo, dia jadi playboy tuh," adunya membuat David tersentak dan Veli membualatkan mata tidak percaya.

Dinamika Hati [SELESAI ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang