Seventh

2.6K 361 96
                                    

"Gue yang udah nyuruh Pak Ryan waktu itu.."

Ron mematung. Matanya mengerjap tak percaya.

Kepercayaan yang ia bangun sejak semalam luluh lantak. Habis tak bersisa seluruh kepercayaannya. Ia kecewa. Kecewa berat.

Bagaimana bisa satu kalimat menghancurkan hatinya berkeping-keping seperti ini?

"Lo..?" Ron masih tak percaya. Dengan segera ia berdiri dan sedikit menjauh dari Riko.

"Ron, tolong tenang dulu."

"Gimana gue bisa tenang anjir.." Sedikit frustrasi, dijambaknya perlahan surai hitamnya itu.

Terlalu pedih kenyataan yang ia terima. Terlalu menyakitkan. Sia-sia saja semuanya. Percuma ia mempercayai Riko.

Seorang Riko tetaplah Riko, apa yang Ron bisa harapkan dari pemuda itu?

Cinta yang Ron rasakan kepada Riko adalah hal yang tabu. Ron tahu itu. Namun tak pernah ia bayangkan karma akan mendatanginya sedini ini.

.
.
.

-Sorry-
A Snacking FanFiction

Written by: Akasa_75

Pairing: RikoXRoni
All characters is Abiguellix's

Enjoy :)

.
.
.

Masih dengan kedua tangan di kepalanya, Ron kini beringsut jatuh. Semua memori kelam yang telah berlalu itu kembali berputar di dalam kepalanya.

"Ron," panggil Riko dengan hati-hati. Didekatinya Ron, dan berjongkok di hadapannya. "Gue.."

"Lo kenapa?!" teriak Ron sambil mendongakkan wajahnya guna menatap Riko. Air mata sudah mengalir, menyusuri pipinya itu perlahan.

"Lo mau celakain gue lagi?! Oke, cepet sini! Bunuh aja gue sekalian, anjir! Riko bangsat! Anjing!" Segala umpatan yang tersimpan dalam otak Ron langsung saja meluncur cepat melalui tenggorokannya.

Riko terdiam. Tidak ada yang salah dari perkataan Ron. Dia pantas menerimanya. Muna lo, Rik!

"Diem lo sekarang?! Diem lo abis udah ngelakuin semua ini?!" Susah payah, dihapusnya air mata dari kedua pipinya.

Ron tertawa hambar. Rasa sakit yang sangat menusuk Riko rasakan. "Hahaha, gue kecewa banget sama lo, Rik.." lirihnya sambil kembali menunduk.

"Gue tau manusia bisa berubah, dan gue dateng ke sini berharap bisa baikan sama lo. Tapi gue lupa, bajingan akan selamanya jadi bajingan. Sama kayak lo!"

"Lo boleh marah sama gue, lo berhak buat itu. Lo juga boleh benci sama gu--

"Kenapa lo bicara soal perasaan!? Tau apa lo soal perasaan, hah?! Tau apa lo?!"

Dengan langkah kilat, sepersekian detik kemudian Ron segera berdiri dan menarik kerah kaos Riko. Menatapnya nanar tepat di mata. Air mata kembali mengalir di luar kendalinya.

"Kenapa lo bicara soal perasaan seolah lo ngerti semua yang gue rasain, hah?! Emangnya waktu lo nyuruh Pak Ryan lo mikirin perasaan gue?!!"

Sorry [Snacking/RiRon]Where stories live. Discover now