11. вℓυє нσυя

254 60 21
                                    

Pukul 05:53

Suara ombak yang gemericik memecah hening pagi di pantai pasir putih, menciptakan latar belakang yang sempurna bagi petualangan Yozar, Sangkara, Bumi, Teo, dan Haru.

Mereka semua tiba di pantai dengan penuh semangat, siap untuk mengisi hari dengan tawa, kegembiraan, dan kenangan yang tak terlupakan.

Setelah meletakkan tikar di bawah pohon rindang, kelima sahabat itu bergegas menuju ombak yang memanggil mereka. Air laut yang segar menyapu lembut kaki saat mereka memasuki perairan yang cerah. Bumi, yang sejak kecil terbiasa dengan kehidupan bebas menjadi panduan alami bagi yang lainnya.

"Wahhh, tempat ini keren banget!" seru Bumi sambil melompat-lompat di dalam ombak.

Sangkara dan Haru tertawa melihatnya, lalu bergabung dalam kegembiraan. Teo yang sedikit lebih pemalu melangkah perlahan namun dengan senyum lebar di wajahnya.

Setelah berenang bersama dan menikmati air laut, mereka berkumpul di pasir putih. Yozar dengan senyum lebar memulai inisiatif untuk membuat istana pasir. "Gimana kalo kita bikin istana pasir?" ajaknya.

"Kayak anak kecil aja buat istana pasir." Sangkara terkekeh mendengar ide tersebut.

"Gue mau!" Seru Bumi dengan lantang yang begitu bersemangat.

Dengan seru dan tawa, mereka menggali pasir, membentuk menara dan tembok, menciptakan dunia kecil mereka sendiri di pinggir pantai. Haru ikut melibatkan diri dalam membuat kolam di sekitar istana dengan air laut. Sementara Teo, yang ternyata ahli seni, memberikan sentuhan artistik pada istana mereka dengan membentuk patung-patung pasir yang indah.

Setelah beberapa jam kemudian, istana pasir mereka telah selesai dibuat. Itu bukan sekadar istana biasa, tetapi karya seni yang indah dengan detail menakjubkan. Mereka semua duduk di sekitar karya seni mereka, tersenyum puas dan bangga.

Usai istana pasir selesai dibuat, mereka memutuskan untuk menikmati makanan seafood bersama. Suasana penuh canda dan tawa mengisi meja mereka, sementara sinar matahari terik dan hembusan angin yang menyejukkan melukis hamparan pantai dengan warna-warna hangat.

Setelah berpesta dengan makanan, mereka pun melanjutkan aktivitas menyenangkan lainnya. Yozar dan Bumi memilih berenang di laut yang tenang, menikmati setiap ombak yang memeluk tubuh mereka.

Sangkara berbaring santai di atas tikar, membiarkan kata-kata yang ads di duku mengantar imajinasinya ke dunia yang berbeda.

Haru dan Teo masih asyik dengan modifikasi istana pasir mereka. Sekop dan ember kecil, tangan penuh pasir, serta tawa ceria terdengar saat mereka berdua sibuk menciptakan karya seni pasir mereka.

Waktu terus berlalu, dan matahari mulai menukik ke ufuk barat. Mereka pun berkumpul di atas hamparan pasir putih membentuk sebuah lingkaran. Sangkara kembali dari suatu tempat dengan membawa batu, menambahkan unsur kejutan pada pertemuan mereka.

Hamparan pasir putih menjadi saksi dari momen kebersamaan mereka yang penuh tawa dan kehangatan. Senja yang menyapa, dan saling berbagi cerita serta awa, merayakan ikatan persahabatan mereka di tengah keindahan pantai yang menenangkan.

Mereka mengumpulkan batu-batu kecil yang dibawa oleh Sangkara untuk membuat suatu formasi yang akan mengabadikan janji persahabatan mereka. Di tengah hamparan pasir putih yang luas, mereka menyusun batu-batu itu membentuk sebuah lingkaran.

"Setiap batu mewakili salah satu dari kita," kata Sangkara sambil meletakkan batu pertama.

"Dan lingkaran ini adalah ikatan persahabatan kita. Sesuatu yang nggak akan terputus oleh waktu," tambah Haru sambil meletakkan batu kedua.

LINGKAR BINTANG [TAMAT]Where stories live. Discover now