17. кєρυтυѕαη

165 39 10
                                    

Pukul 23:30, Rumah Sakit Nusa Jaya

Sangkara menunggu di ruangan khusus dalam keadaan gelisah. Saat ini Yozar sedang melakukan perawatan di ruang ICU akibat luka tusuk di perutnya.

Sebelum itu, Yozar berada di jalanan bersama teman-teman satu geng motornya. Saat sedang membicarakan sesuatu hal yang berhubungan dengan penyerangan, tiba-tiba geng musuh menyerang secara membabi buta. Beberapa warga yang berada di lingkungan tersebut lari kocar-kacir menyelamatkan diri sementara Yozar dan teman-temannya melawan geng musuh tersebut.

Malam itu pula, terjadi sebuah pertarungan antar geng motor yang brutal. Mereka saling adu jotos dengan tangan kosong, bahkan ada yang menggunakan senjata seperti kayu dan batu.

Aksi tersebut menimbulkan kericuhan dan membuat warga sekitar terganggu dan ketakutan. Sampai puncak pertarungan dimulai, Yozar berniat melawan dalang dibalik penyerangan. Seorang pria dengan hoodie hitam dengan masker di mulutnya, meyakinakn Yozar bahwa dia adalah dalang dari adu domba ini.
Namun siapa sangka, jika pria itu ternyata membawa senjata mematikan. Ketika mereka saling pukul, pria itu mengambil senjata yang sudah dipersiapkannya dalam kantung celana. Sebuah pisau lipat. Pria itu menghunuskannya ke arah Yozar dan disitulah luka itu terbentuk. Darah keluar dari perut Yozar, penglihatannya kabur, dan mulai kehilangan keseimbangan.

Setelah melakukan aksi berbahaya tersebut, pria itu menyuruh semua temannya untuk mundur.
Tiba-tiba suara sirine dari mobil polisi terdengar, semua orang lari menyelamatkan diri, begitu pun dengan Yozar. Ia selamat dari para polisi namun masih berjuang menahan sakit luar biasa di bagian perutnya. Darahnya terus keluar deras, padahal ia sudah menutup dan menekannya dengan sapu tangan agar pendarahan berhenti.

Di jalan Cemara, Yozar menghubungi Sangkara, meminta bantuan atas apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Begitulah alasan Yozar saat ini berada di ruang ICU. Tawuran unfaedah yang telah menjadi pemicu luka di perut Yozar.

Satu jam kemudian, dokter dan para perawat keluar dari ruang ICU dengan perasaan lega. Dilihat dari ekspresinya, Sangkara yakin bahwa Yozar baik-baik saja.

Dokter yang baru keluar dari ruangan menghampiri Sangkara yang sedang berdiri di depan ruangan menunggu berita sang dokter.

"Untung saja kamu tepat waktu membawa pasien ke rumah sakit, sekarang pasien sudah baik-baik saja." Papar sang Dokter dengan tersenyum.

"Terima kasih, Dokter." Balas Sangkara.

"Kalau begitu, saya permisi." Dokter itu pun pergi meninggalkan Sangkara.

Sangkara mengangguk sebagai respon dan tak lama kemudian Yozar keluar dari ruangan menggunakan ranjang yang dibawa oleh para perawat. Sepertinya Yozar hendak dipindahkan ke ruangan lain. Sangkara pun mengikutinya sambil terus memanjatkan doa atas rasa syukur karena Tuhan telah mengabulkan doanya untuk menyelamatkan nyawa Yozar yang tadi dalam keadaan kritis.

Keesokan harinya, Sangkara, Bumi, dan Teo datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Yozar. Sebelumnya saat Sangkara memberitahu Bumi, Teo, dan Haru terkait kondisi Yozar mereka sangat terkejut dan ingin cepat-cepat menjenguk Yozar.

Hari ini mereka beruntung karena sekolah libur, sehingga mereka bisa menjenguk Yozar dan Haru tanpa takut terkejar waktu.

Di ruang inap Yozar, Sangkara dan yang lainnya tiba. Mereka menatap Yozar dengan tatapan sendu serta kasihan pada kondisinya yang terluka cukup parah.

Bumi menghela nafas setibanya ia di dalam ruang inap. "Siapa yang udah buat Yozar begini, ya? Nggak akan gue maafin!" Erang Bumi.

"Sangkara, bagaimana kejadian yang sebenarnya? Kenapa Yozar bisa kena tusuk? Masa iya salah sasaran, kan nggak mungkin," tanya Teo yang penasaran dengan kronologinya.

LINGKAR BINTANG [TAMAT]Where stories live. Discover now