Part 2

221K 9.9K 356
                                    

Hati-hati typo menyesatkan,
Happy reading ...

*Rockabye*

Rika hanya bisa tersenyum hangat sembari menatap anaknya yang tengah mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya, anak itu hampir selalu bersemangat ketika belajar meskipun terkadang ada saat dimana dia mengeluh bosan dan malas. Rika tahu alasan kenapa anaknya rajin belajar, karena Raka pernah mengatakan kepadanya:

"Raka mau jadi anak pinter. Biar bisa cepet-cepet ketemu sama Papa."

Terkadang rasa sesak sering menghampiri hati Rika, ketika mengingat alasan anaknya rajin belajar. Ia tidak bisa menjanjikan anaknya untuk bertemu sang Ayah, meskipun Raka menjadi anak yang cerdas. Maka dari itu, ketika Raka menagih soal Ayahnya karena merasa dirinya sudah berhasil menjadi anak yang cerdas, Rika sering berdalih jika anak itu harus pintar berbahasa Inggris terlebih dahulu jika ingin bertemu sang Ayah. Dan anak itu menurut, Raka semakin giat belajar bahasa Inggris yang memang sudah Rika ajarkan sejak dulu.

"Raka ganteng ya, Mam?"

Rika tersadar dari pikirannya saat mendengar suara anaknya. Ia lalu menatap Raka dengan kerutan di dahinnya. "Ganteng kata siapa? Orang kamu jelek gitu," kata Rika bercanda.

Raka bertopang dagu, menumpukan kedua sikunya di meja belajar kecil yang tengah ia gunakan. "Kata Kak Citra, Ibu Wiwi, Aunty Vira, Uncle Zidan, Uncle Daniel, terus sama kata ..." Raka mengetuk-ngetukan jari kecilnya di dagu, tengah berfikir siapa lagi yang pernah mengatainya 'ganteng'. "Ah! Sama kata Angel," serunya.

Rika yang semula tersenyum, langsung mengerutkan dahi bingung saat mendengar nama Angel keluar dari mulut anaknya. Ia tidak kenal, siapa Angel yang dimaksud oleh anaknya itu. "Angel?" tanyanya heran.

Raka menegapkan tubuhnya sembari mengangguk. "Iya, Angel. Temen Raka. Tadi di sekolah, Angel liatin Raka terus dan ketauan sama Raka. Terus raka tanya sama Angel, kenapa liatin Raka terus? Dan Angel bilang, kalo Raka itu ganteng. Makanya Angel suka liatin Raka," ceritanya panjang lebar.

Rika dibuat melongo oleh cerita anaknya itu. Merasa heran dengan pola pikir anak zaman sekarang, masih kecil tapi sudah bisa membedakan mana yang 'ganteng' dan mana yang tidak.

Namun sedetik kemudian Rika terkekeh, mencubit pelan pipi Raka yang nampak bulat. "Diliatin ga selamanya berarti ganteng, sayang. Bisa aja ada sesuatu yang aneh di diri kamu," katanya.

"Tapi Raka ganteng kan, Mam?" tanya Raka.

"Ngga. Kamu jelek," kata Rika dengan maksud meledek.

Raka cemberut, merasa sebal karena dikatai jelek oleh Ibunya. Tapi sedetik kemudian, ia berkata, "tapi Mama pernah bilang sama Raka, kalo Raka itu ganteng."

"Kapan? Mama ga inget, tuh." Rika memasang wajah seserius mungkin.

"Iih Mama ...." Raka memberengut kesal.

Rika tertawa, ia kembali mencubit pelan pipi bulat Raka. "Iya, kamu ganteng. Lebih ganteng daripada Shakila," katanya membandingkan Raka dengan anak perempuan Zidan dan Vira.

"Mama ...." Raka merengek kesal. "Shakila itu kan perempuan," katanya.

Rika semakin terbahak saat melihat raut kesal yang terpampang di wajah tampan anaknya. Ia lalu mendekatkan diri dan mendaratkan kecupan di kening Raka. "Kamu anak Mama yang paling ganteng," kata Rika serius sembari mengusap pelan puncak kepala Raka.

Mendengar itu, senyum cerah terpampang di wajah Raka. "Beneran, Mam?"

"Iya dong, sayang." Rika menampilkan senyum keibuannya.

Rockabye [ TAMAT- PUBLISHED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu