Part 9

162K 9.6K 131
                                    

"Hi! Long time no see."

Demi Tuhan. Kenapa pria ini harus kembali?

Rika terus menatap pria di depannya, Axel dengan raut terkejut. Syok. Antara percaya dan tidak jika pria yang selama hampir tujuh tahun selalu ia harapkan untuk tidak pernah kembali, kini malah berdiri di hadapannya. Memasang senyum, seolah tidak pernah terjadi masalah apapun di antara mereka. Seolah pertemuan mereka saat ini, memang lah hal yang mereka inginkan.

"Mam." Guncangan di tangannya yang disebabkan oleh Raka, berhasil membuat Rika tersadar dari keterkejutannya.

Dengan cepat, Rika menaruh keranjang berisikan belanjaan yang ada di tangannya ke lantai. Meraih tangan Raka dan menarik anaknya keluar dari minimarket. Terserah dengan apa yang akan dikatakan oleh para pegawai minimarket itu, karena yang terpenting adalah ia bisa segera menjauh dari Axel, pria yang selama ini dihindarinya yang juga merupakan ayah biologis Raka.

"Mam, kenapa?" tanya Raka masih dengan tergesa mengikuti langkah Ibunya.

Rika tidak menjawab. Dengan tergesa ia hendak meraih stang sepedanya sebelum sebuah tangan besar mencekal pergelangannya. Rika kembali mematung, menelan ludah gugup sebelum menghempaskan tangan itu secara kasar. Tapi sialnya, cengkraman itu terlalu kuat, membuatnya sulit untuk terlepas.

Jantungnya berdegup kencang. Memberanikan diri, Rika menatap pria yang menjulang tinggi di hadapannya. Pria pemilik netra biru, yang sama persis dengan milik Raka, anaknya dan kini tengah menatapnya tajam. "Lepas," kata Rika pelan.

Axel tidak menuruti keinginan Rika, karena ia malah semakin mengeratkan cengkraman tangannya pada wanita yang teleh melahirkan anaknya itu. Anaknya. Mengingat itu, membuat Axel melirik sekilas pada anak laki-laki yang sedari tadi menatap dirinya dan Rika bingung, secara bergantian. Axel mengesampingkan anaknya terlebih dahulu, ia kembali menatap Rika. "We need to talk, please!"

Rika tidak mengatakan apapun, hanya diam dengan napasnya yang memburu. Bola matanya bergerak gelisah, tidak lagi berani menatap kedua bola mata Axel yang menyorotnya tajam.

"U-uncle, why are you grabing my Mama's hand?" tanya Raka pelan, merasa takut dengan pria yang tengah mencengkram pergelangan tangan Ibunya itu.

Pertanyaan itu, berhasil membuat Axel kembali menoleh menatap anaknya yang ia ketahui bernama Raka. Axel melunakan tatapannya, memberikan senyum tipis sebelum berkata, "I need to talk with your Mama, is it ok?"

Raka tidak menjawab, anak itu malah melirik Rika. Menarik ujung blouse yang dikenakan Ibunya itu sembari bergumam pelan, "Mam."

Rika menunduk, melirik Raka sekilas. Sebelum kembali berusaha melepaskan tangan kirinya yang dicekal Axel, mencoba melepaskannya dengan bantuan tangan kananya. "Tu-tuan, tolong. Lepaskan tangan saya," kata Rika dengan suara bergetar. Dirinya semakin gelisah, bahkan kini matanya terasa memanas dan perih karena menahan tangis. Tubuhnya gemetar karena rasa syok, cemas, takut dan marah yang bergabung menjadi satu.

Tuan? Bahkan sekarang wanita itu memanggil dirinya dengan sebutan tuan. Axel menunduk sebentar, melirik tangan Rika yang terasa dingin, dia dapat merasakan itu. Bahkan suara wanita itu terdengar bergetar, matanya terlihat memerah dan berkaca-kaca. Setakut itu kah Rika bertemu kembali dengan dirinya? Akhirnya karena tidak tega, Axel melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Rika.

Setelah cekalan tangan Axel terlepas, tanpa membuang waktu Rika segera meraih sepedanya dan memutarnya. Rika menaiki sepedanya, juga menyuruh Raka untuk segera naik. Setelahnya, Rika segera mengayuh sepedanya sekuat dan secepat yang ia bisa, meninggalkan Axel yang mematung di parkiran minimarket, sembari menatap kepergiannya.

Rockabye [ TAMAT- PUBLISHED]Место, где живут истории. Откройте их для себя