Part 5

167K 9.5K 282
                                    

Setelah berkunjung ke panti asuhan di Jakarta selama dua hari, saat ini Rika dan Raka sudah kembali ke Bandung. Mulai kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Hari sudah sore, jam menunjukan pukul tujuh belas lewat beberapa menit. Saat ini, Rika dan Raka tengah di jalan pulang menuju kontrakan. Setelah pulang dari sekolah tadi, Raka memang seharian menemani Rika bekerja.

Rika mengayuh sepedanya dengan pelan, menikmati suasana sore kota Bandung dengan Raka yang duduk manis di boncengan belakang sepedanya. Beruntungnya ia bekerja di tempat Vira, dimana Rika hanya perlu bekerja dari senin sampai sabtu dan dari pukul delapan pagi sampai pukul empat sore.

Ya, disaat toko atau cafe lain memilih buka setiap hari, dari senin sampai minggu. Hal itu tidak berlaku bagi Vira, karena menurut perempuan itu, hari minggu adalah hari berkumpul dengan keluarga, tidak boleh digunakan untuk bekerja.

"Mam, tadi Shakila ga masuk sekolah," ujar Raka membuka suaranya.

"Lho kenapa?" tanya Rika.

"Katanya sakit."

"Sakit?" tanya Rika memastikan. Ia berfikir, pantas saja hari ini Vira tidak datang ke toko, ternyata Shakila tengah sakit.

"Huum." Raka menganggukan kepala meskipun Ibunya itu tidak dapat melihatnya. "Tadi Raka tanya sama Ibu guru, kenapa Shakila ga masuk. Terus katanya, Shakila sakit."

"Shakila ga masuk sehari aja, udah kamu cariin, ya?" ujar Rika meledek putranya itu.

Raka yang duduk di boncengan belakang, hanya mencebik saja saat mendengar ledekan dari Ibunya itu. "Ngga ko. Raka tuh malah sebel sama Shakila. Dia cerewet sama cengeng, beda sama Angel."

Ingin rasanya Rika mengelus dada, saat mendengar perkataan putranya itu. Jaman memang sudah berubah. Anak jaman sekarang, meskipun masih bau kencur, sudah bisa memilih-milih tipe seorang perempuan. "Kita jengukin Shakila, yu?" ajak Rika.

"Ayoo, Mam!" Rika dapat mendengar nada semangat dari perkataan putranya itu.

Rika terkekeh. Tadi anak itu mengatakan sebal dengan Shakila. Sekarang giliran diajak untuk menjenguk putri dari Zidan dan Vira itu, anaknya langsung semangat. Memang dasar anak kecil, pikiran mereka terkadang susah sekali untuk ditebak.

Akhirnya, Rika yang tadinya hendak mengayuh sepedanya menuju jalan pulang. Malah membawanya ke arah lain, menuju kediaman sahabatnya itu. Rika sudah biasa mengendarai sepeda, jadi kakinya sudah terbiasa dan tidak gampang merasa lelah, meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh.

****

Rika mendorong sepedanya memasuki pekarangan rumah mewah milik Zidan dan Vira, setelah gerbang yang menjulang tinggi itu dibukakan oleh seorang asisten rumah tangga yang kebetulan tengah membersihkan taman kecil yang berada di halaman depan rumah itu. Sementara itu, Raka hanya berjalan mengekor di belakangnya.

Bi Aminah, Asisten Rumah Tangga yang bekerja di kediaman keluarga Barwansyah ini, menuntun Rika dan Raka agar berjalan memasuki rumah. Rika bisa dikatakan cukup sering mengunjungi rumah ini, jadi bi Aminah cukup mengenal salah satu teman majikannya ini.

Saat tiba di ruang keluarga, Rika menemukan Vira yang tengah duduk di sofa single sementara Zidan tengah duduk di sofa panjang dengan Shakila di atas pangkuan laki-laki itu.

Bi Aminah memberitahukan kedatangan Rika kepada Vira, sehingga wanita itu menoleh dan menemukan Rika yang tengah tersenyum dengan Raka di sampingnya.

"Mamii," seru Vira. "Ko kesini ga bilang-bilang, si?" tanyanya.

Rika hanya menggelengkan kepalanya saja. Anak Vira sudah tiga, tapi wanita itu masih saja memanggilnya Mami seperti saat mereka masih SMA dulu. "Tadinya pulang kerja mau langsung pulang. Tapi tadi Raka bilang, kalo Shakila lagi sakit. Jadi, gue kesini dulu buat jenguk," kata Rika. "Tapi maaf, ya. Kita ga bawa apa-apa."

Rockabye [ TAMAT- PUBLISHED]Where stories live. Discover now