Part 7

167K 9.2K 161
                                    

Rika terus mengayuh sepedanya menyusuri jalanan. Rika baru saja pulang dari tempat kerja, dan saat ini tengah diperjalanan untuk menjemput Raka yang tengah bermain di rumah Vira. Tadi siang, saat Rika akan menjemput Raka, Vira malah lebih dulu meneleponnya dan mengatakan jika istri dari Zidan itu akan mengajak Raka main ke rumahnya. Maka dari itu sekarang, sepulang dari tempat kerja, Rika langsung bergegas untuk menjemput anaknya.

Jalanan kota Bandung sore ini terlihat cukup ramai, banyak kendaraan mobil maupun motor yang berlalu lalang. Tapi, jarang sekali terlihat orang menggunakan sepeda seperti dirinya.

Sedari dulu, Rika memang lebih suka berkendara menggunakan sepeda. Selain karena sepeda dapat dikendarai dengan mudah, sepeda juga tidak memerlukan bahan bakar. Selain itu, Rika tidak bisa mengendarai motor maupun mobil, karena tidak pernah memiliki dua jenis kendaraan itu. Sedari dulu ia hanya memiliki sepeda. Sepedanya dulu, adalah sepeda bekas yang ia beli menggunakan uang tabungan yang ia kumpulakan dari hasil uang jajan dan hadiah olimpiade yang dimenangkannya. Dan sepedanya yang sekarang, adalah pemberian dari Daniel.

Setelah cukup lama mengayuh sepeda, Rika sudah tiba di rumah Vira. Rumah mewah berlantai tiga yang baru Vira tempati sejak dua tahun lau. Ya, Vira dan Zidan memutuskan untuk pindah dari rumah lamanya.

Rika turun dari sepeda, menstandarkan sepedanya sebelum membuka pintu gerbang yang memang tidak terkunci itu. Setelahnya, Rika kembali pada sepedanya dan mendorong masuk kendaraan yang selalu setia menemaninya kemanapun ia pergi.

Saat tiba di depan pintu rumah Vira, Rika menekan bel, menunggu beberapa saat sampai pintu di depannya itu terbuka, menampilkan bi Aminah, asisten rumah tangga Vira.

"Eh, neng Rika, masuk neng," kata bi Aminah.

Rika tersenyum manis, mengangguk sebelum melangkahkan kakinya memasuki rumah milik sahabatnya itu. "Vira dimana, bi?"

"Non Vira di taman belakang, lagi nemenin anak-anak main."

"Ya udah, bi. Kalo gitu saya langsung ke belakang, ya," pamit Rika.

"Mau dibuatin minum, neng?" tawar bi Aminah.

"Ga usah, bi." Rika tersenyum, pamit sekali lagi sebelum berlalu menuju taman belakang rumah Vira.

****

Berdiri di pintu belakang, Rika menoleh ke kiri dan menemukan Vira tengah duduk di kursi yang ada dengan sebuah majalah di tangannya. "Vir," sapa Rika.

Vira mendongak, dan terkejut saat melihat Rika yang berjalan mendekatinya. Vira menutup majalahnya, dan menaruhnya di meja. "Eh, Mamii. Duduk sini," kata Vira menunjuk kursi di seberangnya.

"Maaf, ya. Ngerepotin lo terus," kata Rika merasa tidak enak, ia lalu melirik pada halaman yang cukup luas di belakang rumah ini. Disana, terlihat Raka yang tengah bermain bersama ketiga anak Vira. Terlihat Shakila yang tengah bermain masak-masakan, dan ketiga anak laki-laki yang nampak terpaksa harus menemani anak perempuan itu bermain. Berpura-pura menjadi pembeli, dan pura-pura memakan makanan bohongan yang dibuat Shakila.

"Ngerepotin apa, si? Lagian ga nakal ko, malah anteng main sama anak-anak," respon Vira. Turut memperhatikan anak-anak itu yang tengah bermain.

Rika menoleh, melirik sahabatnya yang sudah sangat banyak membantu itu. "Lo keseringan jemput Raka, ajak dia main kesini bahkan hampir tiap hari. Gue takutnya ngerepotin."

"Kita sahabatan udah berapa lama, si? Masih kaku aja." Vira terkekeh. "Lagian jemput juga kan sekalian. Di sini biar Raka bisa main, daripada di tempat kerja, ga ada temennya, kan?"

Rockabye [ TAMAT- PUBLISHED]Where stories live. Discover now