Part 14

157K 7.8K 297
                                    

Flashback

Dengan tangan yang dimasukkan pada kantong jaket yang dikenakannya, Axel berdiri dengan santai di depan pintu sebuah unit apartemen. Sebelah tangannya Axel keluarkan dari kantong jaket, untuk mengetuk pintu di depannya beberapa kali.

Tidak lama menunggu, pintu di depannya terbuka. Menampilkan seorang gadis berambut brunette yang menatapnya terkejut.

Axel tersenyum, sebelum membuka suaranya untuk menyapa gadis itu. "Halo, Ev. Apa kabar?"

Evelyn, gadis itu mengernyit bingung. Mengabaikan sapaan laki-laki sinting di depannya, Evelyn bertanya, "untuk apa kau ke sini?"

Lagi-lagi, senyum yang tampak menyebalkan itu tersungging di bibir Axel. "Aku hanya ingin bertemu dengan temanmu. Dimana dia?" tanya Axel sembari menyelonong masuk pada unit apartemen itu.

Dengan santainya, Axel terus membawa langkahnya masuk. Mengabaikan Evelyn yang sedari tadi mengeluarkan sumpah serapah kepadanya. Axel tidak peduli, karena bukan gadis itu yang dicarinya.

Saat tiba di ruang tengah unit apartemen itu, Axel mendengar suara seperti orang tengah muntah dari arah kamar mandi yang membuat Axel membawa langkahnya kesana. Dari pintu kamar mandi yang terbuka, Axel menemukan seseorang tengah menunduk menghadap ke arah wastafel. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Axel sembari bersandar pada kusen pintu.

Rika menegang, tubuh perempuan yang tengah memuntahkan isi perutnya itu terasa kaku dan sulit digerakan saat mendengar suara berat seorang laki-laki yang sangat dihindarinya. Diam sejenak, sampai akhirnya Rika membasuh mulutnya terlebih dahulu sebelum memutar tubuhnya. "Ng-ngapain lo kesini?"

"Diskusi ..., mungkin." Axel mengedikan bahunya acuh. Laki-laki itu berlalu dari kamar mandi dan membawa langkahnya pada sofa. Tanpa tahu malu, Axel mendudukan dirinya di sofa, bersandar sembari bertumpang kaki.

Evelyn yang melihat itu kembali mengumpat, sampai akhirnya perhatiannya teralihkan pada Rika yang baru keluar dari kamar mandi. Dengan cepat, Evelyn menghampiri temannya itu. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Rika mengangguk, karena memang rasa mual yang tadi begitu menyiksanya, menguap begitu saja hanya karena melihat wajah laki-laki yang padahal sangat ingin dihindarinya. Saling melempar pandangan satu sama lain, sebelum akhirnya dua perempuan itu membawa diri mereka pada sofa yang berjarak agak jauh dengan Axel.

Melihat dua orang itu sudah bergabung bersamanya, Axel kembali mengukir senyum. Laki-laki itu seperti orang sinting yang tidak tahu malu. "Jadi, bisa kita mulai diskusinya?"

Rika mengepalkan tangannya erat, melirik Axel sekilas sebelum membuang pandangannya. "Lo mau apa lagi, Axel?" tanyanya menggunakan bahasa Indonesia.

"Gue ke sini mau kasih lo penawaran," ujar Axel sembari melepas jaket yang dikenakannya sebelum kembali bersandar pada sandaran sofa.

Evelyn melirik Rika dan Axel bergantian, ia tidak mengerti apa yang tengah dibicarakan oleh dua orang itu. Maka dari itu, Evelyn lebih memilih diam.

"Penawaran apa?" tanya Rika pelan.

"Pertama, lo ga perlu gugurin kandungan itu, kalo lo mau untuk pindah ke mansion gue yang ada di Los Angeles." Axel mengubah posisinya menjadi duduk dengan tegak, sebelum melanjutkan perkataannya. "Ke dua, kalo lo ga mau. Dengan sangat terpaksa, gue akan bawa lo ke tempat aborsi hari ini juga."

"Gu-gue ga mau aborsi," kata Rika cepat sembari menatap Axel dengan pandangan memohon. Dan saat melihat seringai menyebalkan tersungging di bibir laki-laki itu, Rika langsung membuang pandangannya.

"Berarti lo harus pindah ke LA."

"Gue ga mau." lagi-lagi Rika menolak. "Gue bakal tetap di sini sampe lulus, dan tetep pertahanin bayi ini."

Tentu saja, meskipun janin yang dikandungnya hadir di saat yang tidak tepat, Rika akan tetap mempertahankannya. Janin ini tidak salah, karena yang salah adalah laki-laki titisan iblis di depannya yang saat ini masih saja menampilkan seringaiannya.

"Tetap di sini dan biarin semua orang tau kalo lo lagi hamil?" Axel tersenyum mengejek. "Cerdas, dan saat itu terjadi gue yakin beasiswa lo bakal dicabut."

"Gue bakal sembunyiin kehamilan ini," ujar Rika mantap, meskipun ia tahu jika dirinya telah melanggar salah satu syarat penerimaan beasiswa.

Axel tertawa garing, seolah mengejek kebodohan perempuan yang dengan sengaja ia jadikan bahan taruhan itu. "Gimana caranya? Pake korset yang bikin janin itu mati secara perlahan?"



***********
Selengkapnya bisa didapatkan dalam versi cetak dan ebook di playstore

***********Selengkapnya bisa didapatkan dalam versi cetak dan ebook di playstore

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Rockabye [ TAMAT- PUBLISHED]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz