Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - END

Chapter Six - The first Chapter

Krist pulang ke rumah dan memikirkan tentang kisah masa lalu Singto sambil berbaring malas di tempat tidurnya.

Singto membawa Krist ke sekolah yang ditinggalkan, dimana shelternya berada.

"Aku berusia sekitar 7-8 tahun waktu itu, yang ku ingat aku kelas 3 SD, saat pulang sekolah dan aku sedang menunggu ibu ku datang menjemputku hari itu..." Singto mencoba menggali ingatan masa kecilnya. "Aku hanya ingat dengan pintu gerbang... dan pilar..." ia menunjuk ke gerbang sekolah dan beberapa pilar tua yang menopang atap.

"Saat itu sedang hujan...dan aku bermain di dalam gerbang sekolah...tiba-tiba aku melihat seekor anjing yang sedang terluka berlari melewati gerbang yang kebetulan terbuka atau sengaja dibuka oleh seseorang, jadi aku berlari keluar gerbang dan menoleh kebelakang sejenak seakan mengucapkan selamat tinggal pada sekolahku sebelum mengejar anjing tersebut..." Singto mencoba mengingat dengan keras.

"Aku mengikuti jejak anjing itu dan tersesat, detik berikutnya aku mendengar suara anjing menggonggong, dan aku melihat anjing itu berlari ke arah seseorang yang mengenakan seragam polisi..." Singto tersenyum pahit. "Aku menduga itu adalah pemiliknya, jadi aku memutuskan untuk kembali ke sekolah, tetapi aku tidak tahu jalan kembali, lalu dia menawarkan untuk mengantarku..."

Singto berhenti sejenak dan menatap lurus ke arah Krists.

"Hal berikutnya dan terakhir yang kuingat adalah...aku bangun di sebuah pemukiman kumuh di dekat Sungai Mekong...aku tinggal dan dibesarkan di sana sekitar enam tahun dengan banyak anak seusiaku, sebelum polisi datang dan memaksaku meninggalkan tempat itu, aku kembali ke Bangkok...dan hidup sebagai pengemis sejak saat itu..."

"Kenapa kau tidak kembali ke rumahmu?" Tanya Krist.

"Aku tidak ingat seperti apa rumahku, satu-satunya yang kuingat hanyalah gerbang sekolah, hujan, dan ucapan ibuku, 'ketika kau tersesat, kembalilah ke tempat terakhir kau berada, dan aku akan datang untuk menjemputmu!' Jadi aku kembali ke sekolah dan menunggunya...'

Krist menghela nafas panjang, dia tidak menyangka bahwa Singto memiliki masa kecil yang pahit dan perjalanan panjang dalam 1/5 hidupnya dan kisahnya tidak pernah diceritakan.

Tiba-tiba ia menyadari kisah Singto memiliki kesamaan dengan kisah kakeknya yang ditugaskan untuk menyelamatkan putra perdana menteri yang diculik 14 tahun lalu. Krist kemudian menebak apakah Singto mungkin putra menteri yang keliru dinyatakan meninggal.

Krist terkejut dengan hipotesisnya sendiri.

Ia segera bangun, menyalakan notebooknya dan menelusuri tentang insiden yang berkaitan dengan keywords 'Putra Perdana Menteri yang diculik pada tahun 2005'.

Hasilnya muncul secara acak yang mengarah ke berbagai topik, tidak ada blog atau situs web khusus yang menulis tentang kejadian tersebut. Krist kemudian menelusuri profil perdana menteri yang aktif sekitar tahun 2005, Thaksom Suthiluck yang meninggal karena serangan jantung pada tahun 2011 di rumah sakit jiwa.

Krist juga menemukan sebuah blog yang menulis tentang mantan istri mantan Perdana Menteri Suthiluck menikah lagi dengan seorang pengusaha setelah bercerai dengan suaminya pada tahun 2009. Jari Krist dengan cepat mengklik artikel tersebut untuk membaca lebih lanjut dan menelusuri profil wanita yang mengarah ke profil rektor universitas tempat ia kuliah.

"Jadi ini alasannya selalu berkeliaran di sekitar kampus?" Krist bertanya pada dirinya sendiri dan menebak. "Apakah si bodoh itu melihat ibunya, tetapi tidak berani menunjukkan dirinya?"

Namun Krist masih ragu apakah, Singto sungguh orang yang sedang ia bicarakan, tidak ada catatan atau identitas soal siapa dirinya.

Jadi, hal pertama yang akan Krist lakukan adalah berbicara dengan wanita itu dan bertanya kepadanya tentang putranya yang hilang untuk mencocokkan cerita Singto, tetapi masalahnya adalah, dia tidak pernah bertemu atau tahu tentang pemilik universitas tempat ia belajar, tetapi ia tahu siapa yang akan ia minta tolong untuk itu.