Chapter thirteen - An Accident

995 147 21
                                    

Krist dan Singto berhenti seketika dan berbalik perlahan.

"Kemana kau mengarahkan pistol, Phi? Warga sipil? Kau serius?" Krist menantang pria yang lebih tua itu. "Apakah kau akan menembak jika kami tidak berhenti?"

"Dia berbahaya, menjauhlah darinya, Krist! Kemarilah! "Kane memerintahkan Krist dan mengabaikan perkataannya.

"Apa maksudmu? Dia temanku, Phi!"

"Kau yakin? Kau berteman dengan...seorang tunawisma..." Kane berhenti sejenak dan meralat. "Atau seorang penjahat yang sedang menyamar?"

Singto mengepalkan tinjunya dan menggigit rahangnya dengan kuat berusaha menahan emosinya.

"Aku tidak mengerti apa yangs kau katakan, Thong adalah tetanggaku!"

Kane menunjukkan foto Singto dari ponselnya pada Krist. "Apakah dia punya kembaran seorang pengemis!" Kane menyeringai. "Kau bilang kau tidak pernah lagi melihatnya, namun kelihatannya hubungan kalian tidak sederhana, apakah selama ini kau berusaha melindunginya?"

Krist terkejut, ia tidak bisa menghindar kali ini, namun ia berusaha untuk bersikap tenang dan membalas. "Baiklah, ku akui aku selalu menemuinya tanpa memberitahumu atau siapa pun, karena kurasa, tidak perlu melaporkan dengan siapa aku berteman, bukan?"

"Kau berbohong pada kami semua untuk mellindunginya?! Kau sungguh membuatku kecewa!"

"Well, aku hanya mencoba melindungi temanku...dari...orang jahat...yang kupikir ingin melakukan hal buruk padanya..."

"Jadi maksudsmu aku orang jahat?! Apakah kau tau siapa yang kau lindungi dan apa yang ia lakukan?"

"Aku tidak perduli, yang jelas, aku menyukainya dan kami berteman baik..." tukas Krist. "Kau ada masalah dengan itu?"

"Tentu saja, karena aku mencurigainya sebagai salah satu anggota sindikat narkoba yang masuk dalam daftar pencarian polisi, dan aku harus membawanya untuk di interogasi!"

"Kau punya bukti apa?! Apa kau melihatnya melaukan transaksi narkoba secara ilegal? Kau tidak bisa menangkap orang atas dasar kecurigaan, lagipula...hari ini kau sedang tidak bertugas, kan? Apakah mengarahkan senjata pada warga sipil tidak termasuk pelanggaran?"

Kane melototi Krist kesal, ia tidak ingin berdebat, tentu saja polisi yang sudah bersertifikat bebas membawa atau menembakkan senjata baik saat bertugas maupun cuti, di tambah lagi dia adalah kepala polisi.

"Jika polisi baru menangkap penjahat setelah ia terbukti bersalah, maka akan banyak korban yang berjatuhan sebelum keadilan di tegakkan! Aku mengutamakan keselamatan warga di atas segalanya, jika ia memang tidak bersalah, maka seharusnya ia tidak takut untuk di interogasi!"

"Oh, bagaimana dengan delapan tahun yang lalu, saat kau menyerang camp produksi ganja, apakah kau menginterogasi para penduduknya tersebih dahulu sebelum membaki mereka?"

Singto terkejut dan seraya menyenggol Krist, ingin mengingatkannya namun terlambat.

"Itu sama saja kau bertanya padaku, jika masuk ke sarang serigala apakah aku mencoba menjinakkan mereka terlebih dahulu sebelum membunuh mereka?"

"Tetapi kau bisa memilih untuk tidak masuk ke sarang serigala!" Krist smenolak mengaku kalah. "Selain itu, serigala tidak akan menyerang jika mereka tidak terancam!"

Kane kehilangan kesabarannya dan segera mengganti topik. "Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu! Hari ini aku harus membawanya bersamaku apapun alasannya! Jika statusnya bersih, aku akan segera melepaskannya!" Kane mendekat ke arah mereka sambil tetap mengarahkan pistolnya pada Singto, mengancamnya agar tidak kabur.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDWhere stories live. Discover now