Chapter Twenty Seven - Last Chapter of Our Story

1.2K 132 19
                                    

Tee langsung melesat ke depan mencoba menghentikan Pakorn dan berteriak emosi.

"Lepaskan kakakku! Kau akan dipenjara min 20 tahun jika membunuh seseorang!" ancam Tee.

"Apakah kau mengatakan itu untuk dirimu sendiri?"

"Apa maksudmu?!" Tee mengepalkan tangannya emosi.

"Dia benar!" Kane menginterupsi. "Kau tidak perlu melakukan ini, selain itu kau adalah seorang dokter, profesimu adalah menyelamatkan orang, bukan?"

"Lalu siapa yang akan menyelamatkanku? Apakah kau akan melepaskanku?"

"Tidak..." Kane tampak menyesal. "Tetapi aku bisa membantumu meringankan masa hukuman, percaya padaku..."

"Tidak perlu!" tukas Pakorn. "Tapi kau bisa membantuku untuk memenjarakan pria di depanku ini seumur hidup, atas kejahatan yang telah dilakukannya, seperti...merencanakan pembunuhan dan penculikan..."

"Hentikan omong kosongmu!!!" bentak Tee. 

"Oh, seandainya kau lupa, apa yang ayahmu lakukan pada putrinya sendiri, apa hal yang tidak manusiawi yang kalian sembunyikan di rumah sakit, kau mencoba menghancurkan sampah dengan membakar seluruh tong sampah, namun bau busuk masih bisa tercium..."

Tee syok dan bertanya – tanya bagaimana Pakorn bisa mengetahui catatan criminal yang dilakukan ayahnya di masa lalu.

"Apakah kau mulai ketakutan?" Pakorn menyeringai.

"Dengar, kau bisa dipenjara jika menuduh tanpa bukti..." ujar Kane memancing respon Pakorn, ia teringat ucapan Kwang soal bukti yang dicuri oleh Pakorn.

"Bagaimana jika aku punya bukti yang mendukung kesaksianku?" balas Pakorn. "Apakah aku bisa menggunakannya sebagai tiket bebas?"

Tee membelalakkan matanya dan tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya, sekarang ia menyesali kebodohannya telah memberi tahu Pakorn tentang kakaknya, dan curiga serta khawatir apakah Pakorn benar-benar memiliki bukti seperti yang dikatakannya.

Sementara, Singto memindai seluruh ruangan untuk mencari Krist, dan terakhir matanya berhenti pada Kwang yang berusaha menoleh ke belakang, seakan hendak menunjukkan sesuatu.

Singto memindai setiap inci bangunan hotel di belakang Kwang dan Pakorn, dan akhirnya ia berhasil menemukan Krist di atap gedung, namun tiba - tiba ia terbelalak kaget, ketika menyadari seseorang sedang mengarahkan senjata ke arah mereka.

"Tiarap!!!" teriaknya.

.

.

.

BANG!!!

Sebuah peluru menembus bahu kanan Pakorn saat ia hendak menoleh ke belakang, dan otomatis membuat tubuhnya terdorong ke depan sesaat, sebelum jatuh ke belakang sambil menarik baju Kwang.

Tee dan Kane langsung melesat ke depan bersamaan untuk menyelamatkan Pakorn dan Kwang sebelum jatuh, Tee berhasil menarik lengan Kwang dan mendorong Pakorn, sementara Kane segera memungut tali di lantai dan melemparkannya pada Pakorn.

Beruntung Pakorn berhasil menyambut tali yang dilemparkan Kane dan bergantung disisi luar gedung.

Si penembak hendak melancarkan aksinya lagi, dan untungnya seorang anggota polisi berhasil menembak dan membunuhnya seketika.

Singto yang telah mengetahui lokasi Krist, langsung melesat ke hotel bersama Sandwich dan Ham untuk menyelamatkannya. Ia bersama para polisi bergerak ke atap gedung hotel dan dihadang oleh orang – orang Throngphasom.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDWhere stories live. Discover now