Chapter Twelve - The Second Chapter

968 146 6
                                    

Ekspresi Krist tampak pucat setelah mendengar cerita Singto yang pernah hidup diperbatasan antara Thailand dan Laos, lalu berkomentar sambil menelan ludahnya dengan berat.

"S-seperti apa rasanya mengkonsumsi ganja sebagai makanan pokok selama enam tahun?" Krist tidak bisa membayangkannya.

"Rasanya sangat nikmat, meskipun kau hanya makan nasi putih dengannya..."

"Kau bercanda, kan?"

"Tidak, aku mengatakan yang sesungguhnya..." ujar Singto. 

"Apa artinya hidup seperti itu?" komentar Krist. "Jadi kau benar - benar hidup seperti zombie selama enam tahun?"

"Well, selain menanam ganja, kami juga di ajarkan menggunakan senjata berbahaya untuk berburu hewan liar dan bertarung untuk melindungi camp, dan jika ada yang terluka, satu – satunya obat hanyalah ganja, untuk menghilangkan rasa sakit sampai lukanya sembuh sendiri, kami tidak diberikan pilihan..."

"A-apa kau juga pernah membunuh?" Krist mengganti subjek.

"Sering..." sahut Singto dengan santai.

"Apa?!!" Krist syok.

"Membunuh hewan liar...." sambung Singto dan tertawa, dan tiba – tiba saja wajahnya berubah serius. "Pertama kalinya aku membunuh orang adalah pada hari dimana kamp kami di serang....jika kami tidak membunuh maka kami yang akan terbunuh..."

Krist merespon dengan mengangguk pelan. "Apakah satu – satunya yang selamat dari penyerangan tersebut hanya kau?"

Singto menggeleng. "Sebagian besar penduduk meninggal karena ledakan dan ditembak, sisanya ditangkap dan aku tidak pernah mendengar dari mereka lagi, aku juga tidak tahu apakah mereka masih hidup atau mati, aku adalah orang terakhir yang bersembunyi dan menyaksikan dari tempat persembunyianku, bagaimana mereka menyiksa dan membunuh master...aku sangat ketakutan setengah mati... "

"Karena itu kau trauma saat melihat polisi?"

"Bagiku, polisi adalah penjahat yang berkedok pahlawan!" ekspresi Singto terlihat emosi saat mengatakan hal itu. "Meskipun bagi banyak orang mereka telah berjasa menumpas sindikat narkoba di negri ini, dan bahkan pemerintah juga memberikan perhargaan atas keberhasilan mereka, namun kenyataannya mereka adalah pembunuh yang telah menyiksa dan membantai para anak – anak dan lansia yang hidup dan bekerja sebagai petani ganja..."

"Tetapi kau harus tau narkoba sangat berbahaya dan telah mencelakai banyak orang..."

"Apa kau pikir rokok tidak berbahaya?"

"Itu sangat jauh berbeda!"

"Tanaman ganja bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan banyak penyakit salah satunya kanker, lalu tembakau?"

Krist merasa DeJavu, dimana ia pernah berdebat dengan dosennya tentang Narkoba di kelas sebelumnya. Dia tidak percaya, kenapa dia harus peduli tentang apa manfaat ganja atau tembakau saat ini.

Krist menghela nafas panjang kemudian mengeluarkan ponselnya dan browsing tentang manfaat tembakau dan membacakannya dengan lantang. "Di India, tembakau dimaanfaatkan untuk menyembuhkan peradangan kulit, menyembuhkan rematik, menawarkan racun dari gigitan serangga dan ular berbisa, dan menyembuhkan asma..."

"Bedanya adalah narkoba membunuhmu seperti pedang sedangkan rokok membunuhmu seperti jarum!" potong Singto. "Aku tidak perduli apakah narkoba atau rokok yang memenangkan skors terbanyak, namun orang – orang yang berpikir para petani ganja pantas mati karena telah menanam tanaman yang mematikan, adalah orang – orang yang tidak bisa membedakan antara sabu dan ganja!"

"Hah?! Memang apa bedanya?" Krist bingung.

"Sabu dikenal sebagai kristal adiktif yang kuat dan yang satunya dapat berfungsi sebagai tanaman obat, namun sedikit orang yang mengetahui tentang fakta ini!" 

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang