Chapter Seventeen - Interrogation Part

925 149 14
                                    

Setelah kembali ke kantor polisi, Singto dimasukkan ke dalam sebuah ruangan menunggu proses interogasi. Krist tidak mempercayai bahwa abang iparnya sungguh menangkap Singto seperti rencananya. Ia segera menyerbu Kane dan meminta penjelasan tentang apakah ia serius akan memproses kasus yang dituduhkan pada Singto.

"Jadi kau membantuku untuk menyelamatkannya dengan tujuan memasukkannya ke penjara? Kau bercanda, kan?" Krist melototi pria yang lebih tua.

"Kasusnya masih berjalan, selain itu penjara lebih baik dari pada berkeliaran dan tidur di jalanan, bukan?" Kane menjawab Krist sebelum masuk ke ruangan interogasi dan mengunci pintu.

Krist tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, ia kembali memprotes dan menggedor pintu, namun pria yang lebih tua sama sekali tidak menghubrisnya, ia kesal bukan kepalang dan hanya bisa menunggu di luar dengan gusar.

Sementara di dalam ruangan....

Singto duduk di sebuah kursi di depan meja dengan tangan di borgol, di depannya terdapat microphone, recorder, segelas air putih dan beberapa dokumen.

Ia mengamati ruangan itu sejenak dan merasa dejavu.

[Flashback]

Setelah meninggalkan Krist, Singto menumpang sebuah truk untuk mencapai perbatasan, namun di tengah jalan ia di cegat oleh polisi yang sedang berpatroli dan di tahan di sebuah pos polisi, seekor anjingnya melarikan diri, sementara anjing yang satunya ikut di tangkap.

Ia diinterogasi oleh beberapa petugas dengan kasar dan di pukuli hingga babak belur, sebelum seseorang datang dan menjaminnya keluar. Ia lalu di bawa kembali ke Bangkok menuju kediaman Throngphasom, dan bertemu kembali dengan Pakorn.

Pakorn bekerja sebagai dokter keluarga Throngphasom selama puluhan tahun, dan diam – diam mengambil sampel DNA Singto saat di Suphan Buri, untuk membuktikan bahwa Singto sungguh Kongpop Suthiluck, juga diam – diam memasang GPS pada Ham untuk melacak lokasi Singto dan memberitahukannya pada Mr. Throngphasom.

[End of Flashback]

"Apakah kau sungguh Kongpop Suthiluck?" tanya Kane pada pria yang lebih muda dan menyeringai.

"Apakah itu penting?"

"Tentu saja!"

"Apakah kau ingin membunuhku untuk melenyapkan saksi, agar tidak ada yang tau apa yang telah kau lakukan?"

"Kenapa kau kau pikir aku ingin membunuhmu? Apa kau pikir aku yang menculikmu 14 tahun yang lalu?" tanyanya to the point.

"Kau pikir aku sudah melupakan hal itu?!"

Kane menghela nafas panjang.

"Well, sudah saatnya meluruskan kesalahpahaman ini!"

"Tidak perlu membuang waktu, aku tidak akan percaya dengan ceritamu! Aku tau apa yang kulihat! Kau membawaku dari sekolah, menyekapku di kapal, dan menembak kakek Krist!"

"Aku tidak!!!" seru Kane seketika. "Hasil otopsi melaporkan peluru di temukan di bagian belakang tengkorak, dari posisiku, mustahil melakukan hal itu!"

Singto tampak terkejut. "Aku tidak ingin berdebat tentang hal itu, tetapi fakta bahwa kau menculikku, itu tidak bisa dipungkiri!"

Kane memejamkan matanya sejenak, berusaha mengatur emosinya, lalu menekan kedua tangannya di atas meja dan memandang Singto serius lalu berkata.

"Aku tidak menculik putra perdana menteri!" ia menekankan. "Aku dijebak! Dan aku sudah berusaha menebus kesalahanku dengan mengadakan misi pencarian dan penyelamatan enam tahun kemudian, namun sayangnya aku gagal..."

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDWhere stories live. Discover now