BAB 50: Bodyguard

133K 10K 2.6K
                                    


"Bagaimana?" Tanya Pria paruhbaya memandang seorang laki-laki didepannya.

"Rio menghilang setelah memberikan informasi tersebut Tuan."

Gio menggebrak meja keras lalu berdiri, "Sial! Pasti orang-orang Sadewo yang melakukannya."

Pria tersebut terperanjat kaget sebelum kembali menunduk, "Sebelum Rio menghilang dia sempat mengirimkan sebuah foto kepada saya." Pria tersebut mengulurkan ponselnya pada Sang Majikan.

Sergio menatap foto yang berhasil diambil oleh Rio, orang kepercayaannya yang sangat dia banggakan. Didalam foto tersebut nampak ada tiga perempuan yang sedang tertawa bersama. Salah satu dari mereka adalah anak Sadewo. Iya, Sergio sedikit mulai bisa memahami wajah itu.

"Ternyata anak ke-2 Sadewo sangat berbakat dalam bersembunyi, bahkan dia pintar mengubah karakter. Anak ingusan itu terlihat sangat sederhana didalam foto. Beda dengan satu tahun lalu yang nampak culun."

"Benar Tuan. Jelas kita sangat kesulitan menemukannya. Ternyata begini tak-tik yang dibuat oleh musuh anda."

Gio menatap anak buahnya tajam, "Ini karena kamu yang bodoh! Kamu hanya mengandalkan apa yang kamu lihat ditahun sebelumnya sesuai karakter anak itu!" Teriaknya geram.

Sergio masih ingat bagaimana kinerja anak buah yang saat ini berada didepannya. Disaat Eva menghilang dengan karakter bitch, dia hanya mencarinya disetiap club malam disepenjuru dunia, beranggapan bahwa tempat itu adalah tempat yang tidak bisa ditinggal oleh Eva.

Tak ada hasil. Hingga Rio mampu menemukan Eva saat sedang berjalan melewati toko buku. Gadis itu keluar dari toko buku dengan penampilan cupu. Sebelumnya Rio tak menghiraukannya, tapi saat Eva menggumamkan kata maaf pada seorang wanita yang baru saja dia tabrak, Rio langsung saja menoleh.

Rio bisa menebak bahwa pemilik suara itu adalah Eva. Dan untuk memastikannya dia mulai menyelidiki semua tentang gadis itu. Dan berhasil, dia berhasil menemukan Eva.

"Ma-maaf Tuan."

"Kita kehilangan jejak sampai satu tahun! Dan lihatlah kejutannya, gadis itu berubah total."

Tangan Sergio terkepal kuat. Dia merasa dipermainkan oleh Sadewo. Sebenarnya siapa tangan kanan dari musuhnya itu? Kenapa dia sangat sulit menghancurkan Sadewo sekarang?

Kedua anak Sadewo sudah mati ditangannya, tinggal istri dan juga anak kedua pria itu. Namun tiba-tiba keadaan berubah sulit. Mereka sulit ditemukan, sekali ditemukan mereka akan langsung menghilang seperti ditelan bumi, bahkan para anak buahnya yang bertugas membunuh mereka malah mati dengan keadaan mengenaskan.

Sergio ingin Sadewo hancur. Bukan masalah ekonominya, dia punya banyak untuk hal itu. Pria paruhbaya itu ingin menghancurkan Sadewo dari hatinya. Merasakan bagaimana kehilangan orang-orang yang dicintainya sama seperti yang terjadi padanya waktu dulu.

Perasaan sesak itu datang kembali. Ketika mengingat bagaimana bisa Sergio berada diposisi sekarang, menyerang seseorang yang dulu pernah berstatus sebagai sahabatnya.

Serpihan menyakitkan itu kembali bergabung layaknya puzzel. Hujan deras. Sergio terasa panik saat mendengar rintihan sakit dari istrinya yang sebentar lagi akan melahirkan anak mereka yang kedua.

Sergio membawa sang istri beserta anak pertamanya yang berusia tiga belas tahun menggunakan mobil menuju rumah sakit. Saking paniknya pria paruhbaya itu beberapa kali menengok istrinya yang duduk disamping kemudi. Namun tiba-tiba dari arah berlawanan datang sebuah mobil yang melaju kencang dan menabrak mobil Sergio hingga berguling beberapa kali.

Istri serta anak didalam kandungannya meninggal, sedangkan putra pertamanya mengalami gangguan pada otak.

Segio sendiri mengalami luka pada kepala dan perut bagian bawah karena kaca mobil yang pecah. Walaupun begitu, baginya luka itu tak berarti apa-apa dibanding dengan luka dihatinya saat mengetahui bahwa mobil yang menabraknya adalah mobil Sadewo. Sahabatnya sendiri.

Lu-Gu (Selesai)Where stories live. Discover now