BAB 15: Bang Horor.

188K 14.2K 1.2K
                                    

"Silahkan Neng." Mang Ujang menaruh semangkok bakso didepan Eva.

"Makasih Mang." Ucap Eva sopan.

Sepeninggalan Mang Ujang Eva langsung melanjutkan kegiatannya memakan krupuknya yang masih setengah dan membiarkan bakso yang dia pesan terabaikan sementara. Sedangkan Indah dan Lily sudah menyantap makanan mereka sedari tadi, sebelum makanan pesanan Eva jadi.

"Mana tuh cowok lo yang posesif Va? Tumben gak kelihatan. Tadi aja di kelas dipandengin mulu kayak kalau kedip sekali bakal ngilang lo nya." Ucap Indah sebal.

"Iya tuh. Sampek gue mau kenalan sama sepatu baru lo jadi gak berani karena di plototin tuh sama Bang Horor." Lily meneguk es teh miliknya.

Eva terkekeh geli. "Bang Horor?"

"Sebutan apa yang pantes emang buat cowok muka horor kayak Alex?" Lily kembali memakan soto miliknya.

Indah mengangguk, "Bener juga tuh kata Lily. Bukan hanya tampangnya yang horor, perilakunya juga horor parah! Tiba-tiba dateng, tiba-tiba hilang!"

"Siapa yang lo bilang Bang Horor?"

"Uhuk...! Uhuk...!" Lily dan Indah tersedak bersamaan saat mendengar suara asing lewat begitu saja di gendang telinga mereka.

Alex memandang Indah dan Lily tajam, membuat keduanya merunduk takut. Bahkan soto dan mie ayam yang tadinya lezat tiba-tiba terasa hambar dilidah mereka. Eva meringis menatap kedua sahabatnya yang nampak mematung, didalam hati dia berdoa semoga saja Alex tidak melakukan apa-apa pada Indah dan Lily.

Eva tersentak kaget saat Alex mencekal lengannya kuat dan memaksanya berdiri. "Eh lo yang pakek kacamata, sini!" Perintah Alex pada cowok berkacamata besar.

"Sa--saya?"

"Ck! Siapa lagi kalau bukan lo. Bawain tuh bakso sama es teh manis cewek gue."

Setelah mengatakan itu Alex langsung saja menarik paksa Eva menuju bangku pojok yang sudah ditempati keempat sahabatnya. Tak ada perlawanan dari Eva, hanya saja cewek itu sulit mengimbangi langkah Alex yang lebar.

"Duduk!" Perintah Alex yang langsung dituruti oleh Eva.

"Hai temen-temen." Sapa Eva setelah mendaratkan pantatnya dibangku kantin.

"Hai Va." Jawab mereka bersamaan.

Alex duduk disamping Eva dan langsung merangkul pinggang cewek itu posesif. "Siapa yang suruh nyapa mereka?!"

Dan sifat posesifnya kumat.

"Maaf." Eva menunduk menghindari tatapan Alex yang seakan ingin membunuhnya.

Eva memang sedang mencoba menerima kehadiran Alex dalam hidupnya. Walaupun begitu rasa takut akan Alex masih membayanginya, dia belum terbiasa dengan perilaku kasar cowok itu.

Sekali lagi Alex tersenyum menang. Ketakutan Eva padanya akan mempermudah dia mengendalikan gadis itu, dengan sekali bentak saja  langsung nurut.

Alex mencium kening Eva lama. Dia memiliki emosi yang mudah berubah semenjak kehadiran gadisnya, terkadang kasar terkadang luluh. Berbeda dengan dulu yang hanya memiliki satu karakter, dingin dan tak berperasaan.

"Lex! Bisa lembut dikit gak sih sama cewek?! Liat tuh lengan Eva sampek membiru gara-gara lo cengkram tadi." Revan menunjuk lengan Eva dengan dagunya.

Mendengar penuturan Revan, Alex segera memeriksa lengan pacarnya. Benar saja, ada bekas membiru disana. Cowok itu memandang Eva yang ternyata sudah menatapnya dengan tatapan takut.

"Sorry." Ucap Alex yang dijawab anggukan kecil oleh Eva.

Alex sedikit merunduk lalu mencium lengan Eva yang membiru. Sedangkan yang dicium lengannya malah sibuk memandang keempat sahabat Alex dengan sorot mata tidak enak. Cowok itu seperti tidak peduli akan orang-orang yang kini sedang memandanginya tidak percaya. Membuat Eva malu sendiri.

Lu-Gu (Selesai)Where stories live. Discover now