Wattpad Originale
Il reste 3 Chapitres gratuits

Bab 9. Milik Gue

131K 2.5K 70
                                    

Cla merasa sangat nyaman memeluk guling hangat yang terasa begitu menempel di kulit. Namun ada yang aneh, Cla pun membuka mata. Begitu kedua matanya terbuka, yang dilihatnya adalah wajah Sam yang sangatlah dekat dengan wajahnya. Tidak hanya wajah mereka yang berdekatan, tetapi juga tubuh mereka yang benar-benar melekat dalam pelukan.

"Shit!" maki Cla dengan cukup keras.

Sam pun terbangun mendengar umpatan itu, dia memicingkan mata menatap Cla yang melotot padanya. "Berisik banget, sih, pagi-pagi," keluhnya.

"Lo cari kesempatan dalam kesempitan, ya?!" bentak Cla. Dia langsung duduk dengan mata melotot dan nafas memburu.

"Stres, ya, lo? Lo sendiri yang meluk gue, lo juga yang marah-marah?" balas Sam dengan nada santai, sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia berbohong.

Wajah Cla gelisah, antara tidak percaya dan malu jika memang benar. Bibirnya seperti ingin mengatakan sesuatu tapi selalu diurungkan.

"Makanya kalau tidur pakai baju, biar nggak kedinginan." Sam ikut duduk, ngantuknya sudah terlanjur hilang sekarang. Dia menoleh pada Cla yang tetap tak ingin menutupi tubuh moleknya itu.

Cla mengangkat dagu menggantikan kata "Kenapa?" Karena Sam menatapnya.

Sam tersenyum, lantas mendekatkan wajahnya mencium bibir Cla. Saat

wanita itu menolak, Sam justru memperdalam ciuman. Dia menarik tengkuk Cla dan tidak membiarkannya mengelak.

Cla pun kalah oleh buaian dari lidah Sam yang bermain-main di dalam rongga mulutnya. Dia mengalungkan lengannya pada leher pria itu dan membalas sama bernafsunya seperti Sam.

Keduanya melepaskan ciuman dengan nafas terengah-engah dan jarak wajah yang masih dekat. "Mulai sekarang, gue akan anggap ini milik gue," ucap Sam sambil mengusap bibir Cla dengan ibu jarinya. Dia mengangkat matanya menatap wanita cantik itu. "Gue posesif terhadap hal yang gue anggap sebagai milik gue, jadi lo harus hati-hati."

Cla sedikit mengerutkan kening, bukan karena ucapan Sam melainkan irama jantungnya yang aneh. Debaran yang rasanya tidak normal, serta rasa hangat di hati.

Lalu Sam mendekatkan wajahnya lagi dan mengajak Cla berciuman lebih lama. Lebih dalam.

***

Berita kalau Sam dan Cla tinggal satu apartemen pun menyebar di kampus dengan cepat. Seorang stalker sejati Samyang, menyebarkan foto-foto dua manusia itu masuk ke dalam apartemen yang sama. Juga ada foto di mana mereka keluar dari apartemen itu setelah paginya.

Cla mendengkus melihat layar di ponselnya, di mana foto-foto itu juga sampai padanya. "Fans lo cepet banget geraknya, jijik gue," cibir Cla pada Sam.

"Untuk itu lo dibutuhkan," kekeh Sam.

Cla memutar bola matanya dan memasukkan ponselnya kembali. Sesungguhnya dia tidak peduli pada berita miring di luar sana, selagi tidak mengusik 'hal lain' yang selama ini dia rahasiakan. Toh sejak menjadi model majalah dewasa hidup Cla sudah dipenuhi oleh sensasi.

"Keluar kelas jam berapa?" tanya Sam. Dia sudah mematikan mesin mobil dan bersiap turun.

"Jam 4," jawab Cla.

"Oke, gue tunggu di kantin aja. Gue keluar jam 3 soalnya."

"Whatever." Cla membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu. Beberapa pasang mata langsung melihat ke arahnya.

Sam pun keluar dari mobil. Dia menyusul langkah Cla dan langsung merangkulnya.

Beberapa orang yang melihat mulai berbisik-bisik, menatap tidak suka pada Cla yang terlihat santai saja padahal reputasinya terancam rusak.

Sebelum masuk ke kelas, keduanya lebih dulu ke kantin untuk mengisi perut yang kosong. Di kantin, jumlah orang yang membicarakan mereka lebih banyak karena adanya Samyang di sana.

"Kenapa lo nggak pacarin aja salah satu fans lo itu?" tunjuk Cla menunjuk perkumpulan Alay dengan sedotan.

Sam menoleh ke belakang, para wanita itu melambaikan tangan dengan senyum terbaik. Tanpa membalas apa pun, Sam kembali menatap Cla. "Selera gue bukan mereka," jawabnya.

"Mereka cantik," sahut Cla.

"Nggak secantik lo," sahut balik Sam.

Cla mencebikkan bibir bawahnya. "Kalo selera lo terlalu tinggi, takutnya lo

akan jomblo seumur hidup," cibir Cla.

"Hahaha," Sam tertawa mendengarnya. "Dulu, gue nggak punya selera dalam hal milih cewek. Tapi sekarang gue udah tentuin siapa yang bakal gue dapetin."

Sam mengatakan itu sambil menatap Cla. "Maksud lo, gue?" tanya Cla menunjuk dirinya sendiri.

Sam memajukan wajahnya, membuat jarak mereka sangat dekat. "Yes, you," ucapnya pelan.

Cla sempat memejamkan mata saat bibirnya dikecup oleh Sam. Keadaan di sekeliling semakin histeris saja membicarakannya. Dia mendengkus melihat Sam tergelak tawa.

Makanan mereka datang, Cla yang hanya memesan salad dan air mineral membuat Sam geram. "Cla, lo tau, kan, ini siang? Kenapa harus makan yang itu-itu lagi?"

"Mata gue masih sehat kalo lo pikir gue nggak tau ini siang." "Terus kenapa makan salad?"

"Emang kenapa?"

"Makan nasi, Cla." Sam mengambil piring salad di hadapan Cla, kemudian tanpa meminta izin langsung memasukkannya ke dalam tong sampah.

"Sam!" pekik Cla. Dia bahkan belum memakannya sama sekali. "Kenapa dibuang sih?" tanyanya kesal.

Sam mendorong makanannya menggantikan salad Cla tadi. "Makan ini, lebih bagus buat kesehatan lo."

Cla menatap makanan itu, nasi dan lauk-lauk berlemak yang sudah jarang disentuhnya kecuali saat dia sangat lapar.

"Gue nggak mau orang tua lo nuntut gue karena lo kurus sejak tinggal sama gue," beritahu Sam mengenai niatnya itu. Dia pun kembali memesan makanan untuk dirinya ke counter pesanan.

Sam kembali dengan makanan yang sama seperti Cla. Dia menoleh pada wanita itu yang masih belum makan juga. "Kenapa nggak dimakan?" tanyanya.

"Males," jawab Cla. "Perlu gue suapin?"

"Silahkan aja," jawab Cla santai.

"Oke." Sam berpindah duduk ke sebelah Cla membawa piringnya. Dia mulai memotong-motong daging menjadi beberapa bagian kecil lalu menusuknya dengan garpu.

Bukannya memberikan itu pada Cla, Sam justru memasukkannya ke mulutnya sendiri. Namun siapa yang menduga saat Sam tiba-tiba menarik tengkuk Cla dan memasukkan daging itu dari mulut ke mulut.

"Sam!" pekik Cla.

Seisi kantin langsung berdengung menyaksikan fenomena itu. Sayang sekali adegan cepat itu belum sempat terekam kamera nakal mereka.

"Gue nggak bilang suapin lo pakai sendok, kan?" tanya Sam santai. "Masih mau disuapin atau makan sendiri?"

Cla mendengkus.

***

Partner in BedOù les histoires vivent. Découvrez maintenant