Wattpad Original
There are 10 more free parts

Bab 2. Pembalut dan Jamu Haid

142K 2.9K 58
                                    

Sam sangat terkejut melihat wajahnya muncul di layar televisi, dengan caption Claretta's boyfriend. Awalnya dia tidak mengetahui itu kalau saja bukan karena mamanya yang pagi-pagi histeris menanyakan itu saat sedang menonton gosip.

Begitu membuka televisi lokal, fotonya mencium pipi Cla kemarin muncul di setiap halaman depan channel gossip.

"Fuck!" pekik Sam mengusap rambutnya.

Tidak lama kemudian, pesawat telepon berbunyi. Sam diberitahu bahwa dibawah ada begitu banyak wartawan yang mencarinya, lantaran Cla tidak bisa ditemukan.

Setelah itu giliran ponsel Sam yang berbunyi, berbagai telepon dia terima salah satunya dari Bams.

"Halo," sapa Sam pada panggilan Bams.

"Waw, jadi artis nih sekarang? Gila, nggak nyangka gue lo gerak cepet juga," goda Bams tertawa.

"Sialan, jemput gue." Sam memijat pangkal hidungnya.

"Ogah, bisa ikutan terkenal nanti gue. It's not my business, Man." Tawa Bams kembali terkenal.

Sam langsung mematikan telepon dari Bams dan menelepon Cla. Dia sudah mencoba belasan kali tapi wanita itu tidak menerima panggilannya. Sam pun mengirimkan chat pada nomor Cla itu. Ini pertama kalinya dia mengirimkan chat padahal sudah lama memiliki nomor Cla.

Sam

Fuck!

Lo di mana?

Usir Paparazi itu sekarang!

Sam meremas rambutnya sendiri dan melempar ponselnya ke atas kasur dengan wajah kesal. Namun, karena sudah menunggu lama tetap tidak ada balasan, Sam pun mengecek chatnya kembali.

"Shit!" umpatnya kesal. Cla hanya membaca pesannya itu, tanpa membalas ataupun menelepon balik.

Sam cukup lama berdiam diri di apartemen menunggu pihak keamanan berhasil mengusir para wartawan itu. Dia mondar mandir di dalam kamar, sesekali menatap ponsel untuk menunggu panggilannya pada Cla terhubung.

"Lo bener-bener nantangin gue, Cla," geram Sam kesal.

Tak lama setelah para wartawan pergi, Sam pun bisa keluar dari sana dan langsung cabut ke kampus. Dia benar-benar ingin menemukan Cla, meski kata orang mencari seseorang yang hidup itu lebih susah ketimbang mencari nama di batu nisan.

Begitu mobilnya sampai di depan gerbang kampus, Sam harus memutar balik mobilnya lantaran ternyata para wartawan malah ada di sana. Mereka tidak diizinkan masuk oleh Satpam, sehingga menunggu di luar.

"Fuck, Cla! Lo bener-bener nyusahin gue?!!" teriak Sam memukul kendali setir.

Entah ke mana lagi Sam harus pergi, dia merasa seperti sedang diikuti saja.

Partner in BedWhere stories live. Discover now