Prolog

436K 10.8K 610
                                    

"Kita putus aja ya." seorang cowok berkata pada gadis di hadapannya dengan nada dingin.

Gadis dihadapannya sontak terkejut mendengar pernyataan lawan bicaranya. "Maksud lo apa?"

"Lo gak denger omongan gue tadi?!"

"Tapi kenapa? Lo udah gak sayang sama gue?"

"Gue masih sayang sama lo, tapi lo udah bukan prioritas gue lagi."

Satu kalimat yang keluar dari mulut cowok itu lantas membuat gadis di depannya mematung di tempat. Tubuh gadis itu bergetar menahan air matanya agar tidak keluar.

Ia benar benar kecewa, orang yang selama ini menjadi orang spesial dalam hidupnya baru saja menyakitinya.

"Lo bener bener jahat ya Fan." Gadis itu mengambil tas nya lalu memutar badannya meninggalkan Daffan, orang yang kini sudah resmi menjadi mantannya. Ia berharap Daffan akan mengejarnya, tapi ternyata tidak.

Gadis itu sudah tidak dapat membendung air matanya lagi. Rasanya ia ingin cepat cepat berada di kamarnya. Melampiaskan kesedihan dan tangisannya di tempat yang tak satupun orang akan mendengarnya. Oleh karena itu, ia mempercepat langkahnya agar segera keluar menjauhi kafe itu.

Brukk

"Aduhh!" Gadis itu tak sengaja menabrak seseorang. Ia mendongak. Ia melihat seorang cowok berpostur badan tinggi di depannya. Ia tak bisa melihat jelas wajah cowok itu karena matanya dipenuhi air mata.

"Lo kalau jalan liat liat dong! Punya mata gak sih!"

Cowok itu menatap mata gadis yang baru saja menabraknya dengan tatapan geram. Namun bukannya menjawab perkataannya, gadis itu malah menunduk.

Kini pikirannya sedang kacau, ditambah lagi ia baru saja dibentak oleh seorang cowok lagi. Hatinya terasa semakin sakit.

Gadis itu hendak berlalu, namun pergelangan tangannya dicekal oleh cowok itu.

"Lo gak denger apa kata gue?!" cowok itu kembali bertanya, masih dengan tatapan geramnya.

Gadis itu terkejut mendengar kata yang keluar dari mulut cowok itu. Mengapa harus kalimat itu lagi? Ia sudah merasa muak. Ia menepis tangan cowok yang mencekal tangannya lalu segera berlari menjauhi tempat itu. Tak peduli dengan tatapan orang orang yang sedari tadi memerhatikannya.

"Tu cewek kenapa sih? Apa gue yang terlalu kasar?"

GERALDI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now