45

65.9K 2.7K 88
                                    

Karissa berjalan masuk ke dalam kelas dengan menggendong tas coklat muda di bahunya. Karissa memang menyukai warna-warna pastel. Maka tak heran jika gadis itu memliki banyak barang dengan warna-warna pastel seperti hijau tosqa, peach, ungu pastel, dan masih banyak lagi.

Jam dinding kelas berdetak beraturan, dengan jarum jam yang menunjukkan pukul 06.10 menit. Kelas masih belum ramai. Biasanya, siswa-siswi akan datang bergerombol pada jam-jam lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Termasuk Geraldi. Bahkan, cowok itu sering datang setelah bel sekolah berbunyi.

Karissa menatap layar handphone nya. Satu menit.. Dua menit.. Karissa menunggu seseorang membalas pesan yang ia kirim tadi malam. Namun tak kunjung ada notifikasi pesan masuk pada layar.

Karissa membuang nafas berat. Ia sedang tidak bersemangat. Malah saat ini ia sedang cemas. Mengingat perkataan mama Geraldi yang bilang bahwa Geraldi tidak pulang. Ditambah lagi, ketika Karissa menelepon Arkan, dengan cepat cowok itu memutuskan sambungan telepon. Semua itu membuat Karissa semakin gelisah. Kemana Geraldi sebenarnya?

Tadi malam Karissa sengaja mengirim chat pada Geraldi, dengan harapan cowok itu akan membalas nya di keesokan hari. Namun nihil.

"Karissaaa!!"

Arleta masuk ke dalam kelas dan langsung melempar pertanyaan pada Karissa.

"Kemarin Geraldi ada nelfon lo gak?"

"Kenapa emang?"

"Tadi malem gue nelfon Genta, tapi nggak di angkat. Biasanya dia chat gue sebelum gue tidur. Tapi kemarin enggak."

"Atau kemarin lagi balapan?" lanjut Arleta.

"Balapan?"

Arleta mengangguk. "Iya, mereka kan balapannya sampe larut banget."

"Emang mereka sering balapan?"

"Setau gue sih jarang, soalnya kan mereka udah keluar dari geng motor itu."

"Hah? Geng motor?" batin Karissa.

Arleta bisa melihat raut wajah bingung Karissa. "Geraldi gak pernah cerita soal ini ke lo?"

Karissa terdiam dam berfikir sejenak. Hingga akhirnya, panggilan seseorang membuyarkan fikirannya.

"Karissa!!" Sonya memanggil Karissa dengan nafas terengah-engah.

"Kenapa Son?" tanya Karissa heran melihat Sonya bak habis di kejar setan.

"Buruan lo ke lapang."

Karissa mengernyitkan dahi, "Ada apa?"

"Itu–" Sonya menggantungkan kalimatnya.

"Geraldi berantem."

---

Dengan rambut yang berantakan dan baju yang keluar dari celana, Geraldi datang menghampiri Arel dan langsung melepas tinjunya tepat di wajah Arel.

Geraldi mencengkeram kuat kerah baju Arel. Matanya menusuk tajam orang yang di cengkeramnya. Rahang nya mengeras dan nafasnya memburu. Wajahnya terlihat seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

Tanpa permisi Geraldi melayangkan tinjunya lagi pada wajah Arel, membuat Arel mundur beberapa langkah.

Arel yang telah di pukul dua kali oleh Geraldi tak hanya tinggal diam.

"APA-APAAN LO HAH?"

Bughh

Arel meninju perut Geraldi, namun itu tak membuat Geraldi tumbang sedikit pun. Hal itu justru membuat amarah Geraldi semakin menjadi-jadi.

GERALDI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now