38

68.8K 3.3K 210
                                    

Karissa dan Geraldi berdiri di depan sebuah mesin arcade street basketball.
Geraldi menantang Karissa untuk berlomba bermain basket di mesin ini dengannya.

"Ah lo curang," ucap Karissa.

"Curang apanya? Gue kan belom main," balas Geraldi.

"Lo kan kapten basket, yang gini easy banget buat lo."

"Berarti lo akuin kehebatan gue,"

"Dih, songong."

"Gue main pelan-pelan nih."

"Liat aja gue pasti menang," ucap Karissa dengan percaya diri.

"Mulai ya."

Karissa dan Geraldi sudah mulai memasukkan bola basket ke keranjangnya. Dengan semangat, Karissa memasukkan bola basket itu ke keranjang. Ia ingin skor nya lebih banyak dari Geraldi. Begitu juga dengan Geraldi, dia adalah seorang kapten basket. Tentu saja memasukkan bola dengan jarak dekat adalah hal yang mudah.

Setelah beberapa detik memasukkan bola, Karissa melirik skor yang sudah di dapatkan Geraldi. Ia tercengang, baru saja 30 detik Geraldi sudah mendapatkan 60 skor

"Ger, lo curang."

"Gue diem nih, bolanya aja yang ngikutin gue,"

"Apaan, game ini terlalu easy buat lo yang seorang kapten basket."

Geraldi tak menggubris. Ia terus memasukkan bola ke dalam keranjang basket sebanyak yang ia bisa.

Karissa berniat untuk menjahili Geraldi. "Ger udah ih, skor lo dah banyak." Karissa berusaha merebut bola yang dipegang Geraldi.

"Kurang itu," balas Geraldi lalu berhasil memasukkan bola lagi.

"Gak boleh banyak banyak." Karissa mengerucutkan bibirnya sambil merebut bola lainnya.

Geraldi mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Lalu memasukkan bola yang di pegangnya ke keranjang Karissa. "Udah gue masukin satu," ucapnya pada Karissa.

"Lo udahan, terus bantuin gue," ujar Karissa cengar-cengir.

Geraldi tertawa. "Yaudah nih gue berhenti." ia mengangkat tangannya.

Geraldi melihat skor Karissa. "Ah masih banyakan skor gue," ucapnya menyombongkan diri.

Karissa mencubit lengan Geraldi.

"Kok gue dicubit." Geraldi mengusap bekas cubitan Karissa.

"Maka nya gak boleh sombong."

Geraldi terkekeh. "Yaudah sini, gue bantu lo biar dapet skor banyak."

Geraldi berdiri di belakang Karissa. Kemudian, ia memegang kedua tangan Karissa dari belakang, seakan-akan memeluk gadis itu dari belakang. "Gue ajarin ni ya."

Geraldi mengarahkan tangan Karissa untuk memasukkan bola ke dalam ring tepat sasaran.

Dug!

Jantung Karissa berdegup kencang. Ia tidak pernah sedekat ini dengan Geraldi. Karissa bisa merasakan pipinya yang mulai bersemu merah. Ia juga berusaha menetralkan detak jantungnya. Seketika seulas senyum terukir di bibirnya.

Setelah waktu habis, skor yang sudah di dapatkan terganti dengan kupon yang keluar dari mesin itu. "Liat nih, kita dapat banyak." Geraldi mencabut kupon itu dari mesin. Kemudian Karissa mengangguk.

Setelah memainkan beberapa permainan di timezone, Karissa dan Geraldi keluar dari sana.

Karissa melihat sebuah toserba yang menjual aksesoris, alat tulis kantor, peralatan rumah, dan lain-lain, pokoknya serba ada deh. Karissa masuk ke dalam toserba itu, diikuti Geraldi tentunya.

Karissa melihat rak yang berisi berbagai aksesoris for girls.

"Ger, coba lo pake ini." Karissa memakaikan bunny hat berwarna putih pada Geraldi. Dan Geraldi tidak menolak.

Karissa tertawa melihat muka Geraldi yang tanpa ekspresi. "Muka lo ngakak banget sumpah."

"Gak cocok banget cowok badboy kayak lo pake bunny hat," Karissa tak bisa menahan tawanya.

"Sekali-sekali," balas Geraldi.

"Sekali-sekali apa?"

"Sekali-sekali lo ketawa karena gue."

"Apa sih Ger, gaje." Karissa mengatakan itu padahal ia tak bisa menahan senyumnya.

Cklek

"Njir difoto," ucap Geraldi ketika Karissa memotret dirinya memakai bunny hat itu.

Mendengar hal itu, Karissa langsung berlari menjauhi Geraldi. Geraldi pun mengejarnya.

Karissa bersembunyi di balik rak makanan. Lalu, ia mencari keberadaan Geraldi melalui sebuah celah.

"Oh ngumpet disini."

Suara Geraldi mengejutkan Karissa. "Ih Geraldi ampun, ampun, ampun."

"Karissa, habis ini gue mau ngajak lo ke suatu tempat."

"Kemana?"

---

"Ger, kita mau kemana?"

"Ntar juga lo tau," jawab Geraldi.

Sekitar lima menit Geraldi dan Karissa berjalan setelah memarkirkan mobil di sebuah lapang kosong. Dan akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju.

Mereka sampai di sebuah danau yang airnya sangat jernih. Di tepi danau terdapat banyak bunga-bunga yang berwarna-warni. Karissa takjub meliha keindahan danau itu.

"Ger, danaunya bagus banget." Karissa terpukau melihat keindahannya.

Geraldi tersenyum ketika Karissa tersenyum cantik seperti itu. Ia merasa senang karena Karissa menyukai tempat ini.

"Ger, kok lo bisa sih nemuin tempat kayak gini?"

"Ini tempat favorit gue, dan gue pengen nunjukkin tempat ini ke orang yang gue sayang."

Tiba-tiba saja Geraldi mengeluarkan bunga dari belakang badannya lalu memberikannya pada Karissa. "Karissa, gue suka sama lo. Lo lebih indah dari purnama dan lo bukan sekedar cewek yang pernah singgah di hati gue dan bakal gue lepasin gitu aja. Kalau lo cari orang yang puitis, gue mundur. Tapi kalau lo cari orang yang sayang sama lo, gue orangnya."

Deg!

Karissa terkejut bukan main. Jantung nya seakan-akan sedang berlari kencang. Ia tak menyangka Geraldi baru saja menyatakan perasaan padanya. Karissa mendengarkan kata demi kata yang Geraldi ucapkan.

Geraldi menatap mata gadis itu lekat-lekat, dan menyelesaikan kalimatnya. "Bunga ini ngelambangin hati gue. Kalau lo terima, lo bisa ambil bunga ini. Sebaliknya kalau lo nolak, jangan ambil bunga ini dan lo bisa pergi. Tapi gue berharap lo bisa nerima badboy kayak gue."

"Jadi apa jawaban lo?"

"Sorry Ger, gue-"

Karissa menggantungkan kalimatnya. Ia melihat raut wajah Geraldi yang kecewa. Seakan-akan cowok itu berfikir ia akan menolaknya.

"Gue gak bisa nolak."

Senyum Geraldi mengembang seketika. Refleks, Geraldi menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Mulai detik ini, lo milik gue."





Tbc

Maaf baru update lagii, sibuk sama tugas sekolah huhu

Tolong vote nya dongg biar author makin semangatt

GERALDI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now