48

72K 2.7K 113
                                    

Seperti biasa, pagi ini Karissa pergi ke sekolah bersama Geraldi. Karissa memandangi punggung Geraldi yang berbalut seragam putih SMA. Biasanya cowok itu memakai jaket ketika pergi ke sekolah. Tapi kali ini tidak. Pada detik selanjutnya, Geraldi mengerem mendadak. Membuat Karissa hampir terbentur helm yang Geraldi kenakan.

"Aw, hampir aja," ucap Karissa.

"Lo gak apa-apa?" tanya Geraldi yang segera meminggirkan motor besarnya.

"Gue gak kenapa-napa."

"Sori ya."

"Kenapa lo tiba-tiba ngerem mendadak?"

"Gue gak fokus tadi."

"Lo lagi ada masalah?"

"Enggak kok. Makanya pegangan cantik, ntar kalo jatuh gue tinggal ya."

"Pagi-pagi udah ngeselin ya."

Memang benar bahwa Karissa tidak berpegangan pada Geraldi. Tangan Karissa terasa dingin karena tersentuh udara pagi. Jadi dia memasukkan tangannya ke dalam saku jaket. Hari ini matahari sudah menunjukkan kehadirannya, namun udara masih dingin. Mungkin karena bekas hujan semalam.

"Kenapa? Dingin ya? Hari ini gue gak bawa jaket, ketinggalan. Tapi lo jangan khawatir, gue punya cara lain."

"Apa?"

"Liat aja nanti, lanjut jalan nih ya."

"Iyaa."

Geraldi kembali menyalakan mesin motor, lalu mengegasnya. Karissa berpegangan pada Geraldi. Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Geraldi, memeluk Geraldi dari belakang. Kemudian, Geraldi melajukan motornya.

Tangan Geraldi terulur memegang tangan Karissa, sementara tangan yang satu nya lagi tetap di stang motor. Geraldi mengusap tangan Karissa dengan satu tangannya. "Udah gak dingin kan?" ucapnya. Lalu, Geraldi menggenggam tangan Karissa.

YA TUHANN, BUKAN CUMA TANGAN AJA YANG ANGET, PIPI GUE JUGAA. APALAGI HATI GUEE.
-Karissa

Karissa terkejut bukan main atas perlakuan manis Geraldi yang tiba-tiba. Karissa dibuat salah tingkah olehnya. "Iyaa," balas Karissa dengan suara pelan.

"Geraldi bisa aja terus bikin gue ngeblush, untung dia gak liat." Karissa bergumam sambil tersenyum. Dia kira Geraldi gak lihat kalo Karissa lagi senyum-senyum sendiri. Padahal, sedari tadi, Geraldi memperhatikan Karissa dari kaca spion.

Geraldi senang melihat Karissa tersenyum seperti itu. Walaupun dari tadi fikiran akan mimpi kemarin malam terus mengusik dirinya. Entah mengapa mimpi itu terus menempel di kepalanya. Namun, berada di dekat Karissa, membuat dirinya merasa lebih tenang.

Beberapa menit kemudian, Karissa dan Geraldi sudah tiba di sekolah. Geraldi memarkirkan motornya di parkiran sekolah, bertepatan dengan Arkan yang juga baru tiba di sekolah. Arkan memarkirkan motornya di sebelah motor Geraldi.

"Pacaran teroshh," sindir Arkan.

"Jomblo teruss," Geraldi membalas dengan santai.

"Yailah, malah gue yang kena semprot."

Karissa tertawa kecil melihat Arkan yang kena semprot oleh ucapan Geraldi.

"Bukannya selamat pagi kek," ucap Geraldi.

"Gue berbaik hati sama lo. Selamat malem. Hari ini lo orang pertama yang dapet ucapan selamat malem dari gue."

"Najis!"

"Anjir!"

"Hari ini jam pertama pelajaran apa bro?"

"Geografi."

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang