33

71.8K 2.7K 26
                                    

Geraldi mengendarai motornya dengan kecepatan 80 km/jam. Tak lama setelah itu, ia menghentikan motornya karena lampu merah menyala. Di menit selanjutnya, lampu hijau sudah menyala. Geraldi mengambil ancang-ancang lalu kembali melajukan motornya.

Geraldi hendak berbelok ke arah kanan. Kemudian ia menyalakan lampu sein dan melihat ke kaca spion motornya. Ketika ia melihat ke kaca spion, ia merasa ada beberapa orang yang mengikutinya dari belakang.

"Apa firasat gue aja," batinnya.

Geraldi berbelok ke arah kanan, lalu kembali melihat kaca spionnya. Dan benar saja ada lima belas motor yang mengikutinya.

"Sial! Siapa mereka?"

Geraldi menaikkan kecepatan motornya dan menyelip beberapa mobil. Sepertinya mereka tahu, kalau Geraldi sudah sadar bahwa ia diikuti.

Dengan lihai Geraldi terus menyelip mobil-mobil yang ada di depannya. Begitupun dengan orang-orang yang sedari tadi mengikutinya dari belakang.

Geraldi mulai mengebut. Ia berbelok ke arah kiri, lalu berbelok ke kanan. Ia sengaja membelokkan motornya agar dapat menghilang dari pandangan orang-orang tersebut. Namun, tetap saja orang-orang itu masih membuntutinya.

Geraldi melirik kaca spionnya. "Oh mau main-main ya?"

Geraldi melihat perempatan jalan, dan lampu hijau yang akan segera terganti dengan lampu merah. Mata nya melirik arah kiri dan kanan jalan. Di detik selanjutnya Geraldi menambah kecepatan motornya bersamaan dengan lampu merah yang menandakan para pengguna kendaraan harus berhenti.

Beberapa motor yang mengikutinya mengerem mendadak karena hampir saja menabrak mobil di depannya. Dan Geraldi berhasil mulus melewati lampu merah. Sedangkan motor-motor lain yang juga berhasil melewati lampu merah terus mengejar Geraldi.

Geraldi berbelok memutari sisi jalan lain. Sehingga saat ini, ia sudah berlawanan arah dengan orang-orang itu. Tapi tetap saja masih ada sekitar sepuluh motor yang mengikutinya.

Ketika ia berada di jalanan yang cukup sepi, dua pengendara motor melaju mendahuluinya lalu berhenti di depan motor Geraldi.

Geraldi mengerem motornya, lalu turun dari motor. "Woy! Ngapain lo?!"

Pengendara motor lain ikut menepikan motornya. Kemudian mereka berjalan menghampiri Geraldi.

Geraldi tahu apa yang akan dilakukan orang-orang ini. Ia menatap tajam ke arah mereka dengan was-was. "Lo semua siapa?!"

Bukannya menjawab pertanyaan Geraldi, salah satu dari mereka justru melayangkan pukulannya pada Geraldi. Namun, ia berhasil menghindari serangan itu.

Sontak mereka semua bergerak secara bersamaan, mengarahkan pukulannya pada Geraldi. Geraldi membalas pukulan mereka dengan tinjuannya. Sambil menghindar ia terus menyerang mereka.

Geraldi mengunci salah seorang dari mereka dengan sikunya. Kemudian, ia menendangnya dengan lutut, dan memukul rahang atas lawannya dengan tangan. Orang itu pun terjatuh.

Di detik selanjutnya dua orang dari mereka mengunci lengan Geraldi. Lalu seseorang meninju perutnya berkali-kali.

"Arghhh!"

"Arghhh!"

"Arghhh!"

Geraldi memberontak dan berhasil melepaskan dirinya dari dua orang tadi.

"BANGSAT!"

Geraldi geram, ia menyeka darah yang keluar dari bibirnya dengan tangan, lalu kembali menatap tajam orang-orang itu. Dengan penuh emosi, Geraldi membalas serangan mereka hingga sukses membuat beberapa orang tumbang ke tanah.

GERALDI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now