7. 방어 | Defense

6.3K 708 29
                                    

Kim Deyra membuka matanya perlahan dan sedikit merenggangkan tubuhnya di saat yang bersamaan. Tepat pukul enam pagi ia terbangun dengan penglihatan yang masih samar, mungkin karena efek dari remang nya cahaya di ruang kamar. Ia tak bangkit begitu saja dari tempat tidur.

Bahkan matahari belum terbit sempurnapun, Kim Deyra merasakan sesak di relung hatinya. Ia terus memandang kedepan dengan posisi menyamping untuk melihat pria yang memunggunginya itu. Ia sedikit heran karena posisi Park Jeymin sama sekali tak berubah dari awal mereka mulai tidur hingga Deyra terbangun. Tetap memunggungi seperti itu.

Lupakan. Deyra masih memiliki kegiatan lain yang menanti untuk mengisi hari-harinya. Memikirkan perasaan Park Jeymin tidak akan ada habisnya yang justru berimbas pada hati nya yang semakin sesak.

Wanita itu mengikat rambutnya yang pendek sebahu dan bergegas mengambil beberapa peralatan bersih-bersih. Hari ini ia berencana untuk merapikan beberapa barang-barangnya dan membersihkan seluruh ruangan rumah yang terbilang tak begitu bersih karena sempat di tinggal oleh sang empu saat di rawat di rumah sakit.

Ia menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan debu-debu yang menempel pada semua perabotan rumah.

Namun sekali lagi ia berfikir tatkala pandangannya menatap kembali foto suaminya bersama sang mantan kekasih‒Yeon Sona. Rasanya risih sekali ketika harus mencuri pandangan melihat foto itu berkali-kali. Sekarang sudah pukul tujuh lewat sepuluh menit Jeymin belum juga bangun dari tidurnya. Ia mengalihkan pandangan melihat sang suami lalu melihat figura kembali. Kim Deyra bingung apakah ia harus benar-benar menghilangkan foto ini dari kamarnya.

Ia menghela nafas lalu mengangguk yakin. Ya, dari pada hal sepele ini terus mengganggu pikirannya setiap waktu. Deyra rasa ia harus menyimpannya di tempat lain.

Deyra membuka pintu kamar, kali ini kamar yang berbeda. Namun tetap berada di lantai bawah. Ia memutuskan untuk menjadikan ini kamar pribadinya. Meskipun kamar ini adalah kamar yang disediakan untuk tamu. Deyra tidak ingin ambil pusing jika memilih kamar atas dan harus menaiki tangga terlebih dahulu. Itu melelahkan.

Ia meletakkan beberapa barang-barang pribadinya disana. Aroma yang begitu tajam kini berkuasa ke penjuru sudut ruangan itu ketika Deyra mulai meletakan beberapa barangnya di sana. Ia menghidupkan pendingin ruangan dengan suhu tak terlalu dingin untuk menjaga ruangan tersebut tetap lembab.

Setelah Deyra selesai dengan segala aktivitasnya membersihkan rumah, ia kembali ke ruang kamar untuk membersihkan diri. Mengingat hari ini ibu Park akan datang. Ia juga membantu Jeymin‒mengarahkan sang suami berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini yang kedua kali ia membantu sang suami setelah kemarin sempat memberitahu Jeymin dimana saja letak peralatan kamar mandi yang akan di gunakan.

Selagi Jeymin masih membersihkan diri, Deyra mengenakan pakaian dan menyiapkan pakaian untuk Jeymin.

"Kau sudah siapkan pakaian untuk ku?" tanya Jeymin yang baru saja usai mandi dan keluar dengan balutan handuk baju berwarna hitam.

"Sudah, semuanya ku letakkan di atas kasur." Deyra membantu langkah Jeymin menuju ke tempat‒ dimana baju-bajunya berada. "di sini."

Jeymin berdehem sekilas dengan wajah tegasnya guna mengingatkan Deyra untuk pergi dari kamar. "Bisakah kau keluar dari sini. Aku ingin mengenakan pakaian."

Deyra terkesiap mendapati penuturan sang suami. Sungguh, ia malu sekali saat ini sampai harus menelan salivanya dengan berat. "Maaf. Aku akan menyiapkan sarapan pagi." Bergegas Deyra keluar dari kamar dan menutu pintu lalu berjalan menuju dapur.

Untuk kesekian kalinya Deyra menjalankan tugas sebagai seorang istri yaitu memasak. Ya Tuhan, padahal Deyra jarang sekali masak dirumahnya karena selalu terburu-buru saat pergi ke kantor. Untung saja sejak remaja ia sempat mencontoh sang ibu yang gemar memasak, jadi ia bisa membuat beberapa masakan rumahan yang pernah ia coba sebelumnya.

5. LIGHTS | PJM ✔Where stories live. Discover now