[Bukan seperti cerita pernikahan yang sering kamu baca. Karena di sini wanitalah yang dominan bertanggung jawab. ]
"Sudah ku duga. Bahkan kau juga tidak sudi memiliki suami buta seperti ku." -Park Jeymin.
Bagaimana cara menuntaskan rasa bersalahmu...
Hai. Sumpa ada yg tau ga sih penyakit mager itu apa? 😭 di tambah lagi ada beberapa hal yg buat moodku ancur. Tapi demi kalian, dan demi Jimin. Huuuhu.... sayang banget sama readers disini walopun pendiem semua. 👍
Aduh gangerti lagi. Sama MV nya SuperM. Gila... mas Jongin. Bikin aku sesek gaes😭
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dan makasih buat si dia yg udah mau update kemarin. Deyra kangen bgt. Serius😭
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Okey. Happy reading
"Rasanya aku ingin muntah. Perutku mual sekali."
Kim Deyra berjalan pelan di koridor rumah sakit, dengan satu tangannya di gandeng oleh Jongin yang juga berjalan sejajar dengannya. Jongin segera membawa Deyra kembali ke rumah setelah satu jam Deyra bergelut dengan jarum suntik.
Jongin sudah biasa mendapati Deyra yang ingin mabuk seperti ini, karena Jongin yang selalu mengantarkan Deyra untuk menjalani kemoterapi. Tak pernah ada rasa takut dalam diri Jongin akan terkontaminasi bakteri, virus atau yang lainnya.
Seharusnya yang Jongin lakukan itu menjauh dan Deyra sudah seringkali menjaga jarak dengannya. Tapi justru Jongin menghiraukan peringatan Deyra, dan lebih memilih untuk peduli dengan menjaga tanpa mengkis jarak sedikitpun.
"Kepalamu masih pusing?"Jongin yang membungkuk mengamati wajah Deyra yang menunduk. Deyra menelan salivanya susah payah sembari menekan rongga mulut untuk menahan rasa masam yang meliar di sekujur mulutnya. Rasanya salivanya kini telah melebur bersamaan dengan gejolak di lambungnya.
Deyra baru ingat jika ia hanya makan roti sejak pagi tadi, dan sekarang jam sudah menunjukan pukul dua siang. Pasti asam lambungnya sudah naik.
"Kau ingin muntah?" Jongin panik, mata dan kepalanya berkeliling mencari keberadaan toilet terdekat dari jarak mereka berada. "ayo! Ku antar, ada toilet disebelah sana."
Kim Deyra terkesiap ketika Jongin menarik pergelangannya lagi‒membawanya berjalan lebih cepat. Deyra menahan tangan Jongin karena dugaan Jongin padanya salah besar. Ia memanggil lirih, "Jong..." Deyra menegapkan tubuhnya menatap Jongin yang sudah panik bukan main. "sepertinya aku lapar bukan ingin muntah."
