26. 이야기 | Talk

6.3K 712 79
                                    

Begitu sampai di kafenya yang sudah lama sekali tak ia kunjungi, Jeymin mengembangkan senyum. Tentu saja ia senang ketika kembali bisa menginjakkan kaki di tempat usahanya. Tidak hanya itu saja, ia juga sangat senang karena mendengar banyak suara pengunjung di sana---menandakan jika bisnisnya aman dan terkendali.

"Aku ingin duduk di salah satu meja pelanggan saja," pintanya pada Kyungsoo, dan Kyungsoo pun segera membawa Bosnya duduk di salah satu kursi pelanggan yang masih kosong.

"Tuan ingin minum apa? Oh ya, aku lupa. Kami juga sempat meluncurkan satu menu minuman terbaru sejak sebulan yang lalu. Tuan ingin coba?" tawar Kyungsoo setelah mereka berhasil duduk berhadapan.

"Tentu, aku sangat penasaran bagaimana rasanya."

Jeymin mendengar bagaimana Kyungsoo memesan menu barunya setelah memanggil salah satu pelayan. Wah rupanya cukup banyak kemajuan yang ia dengar perihal kafenya. Ia begitu penasaran, ada berapa banyak kemajuan lagi yang belum ia ketahui.

Tapi sebelum Jeymin menanyakan banyak hal tentang kemajuan kafenya, terlebih dahulu Jeymin menyesap pelan menu minuman baru yang telah di hidangkan di meja.

"Manis dan menyegarkan Kyung. Lecinya sangat terasa. Pokoknya enak sekali deh, semua menu baru yang kalian keluarkan benar-benar enak," pujinya lagi.

Dan Kyungsoo terkekeh penuh kemenangan kala ia mendengar respon positifnya dari sang pemilik kafe. Sementara Jeymin masih sibuk menikmati minumannya hingga tersisa setengah gelas saja.

"Kyungsoo... aku ingin mendengar bagaimana kinerja semua karyawan di sini. Apa kau mengatur mereka semua dengan baik?"

"Tentu saja, aku memberi pengawasan pada mereka secara penuh. Semuanya memberi pelayanan terbaik, para chef juga menghidangkan menu-menu nya dengan maksimal. Aku puas dengan hasil kerja mereka, mereka semua sangat loyalitas dalam bekerja. Bulan kemarin aku dan Nyonya Dey, sempat memberikan karyawan di sini intensif untuk mengapresiasi kinerjanya. Tentu saja semua intensif yang diberikan juga sudah diakumulasikan dengan pendapatan dan anggaran. Nyonya Dey sangat berbakat dalam mengelola keuangan dan mengontrol kafe, pantas saja di perusahaannya Nyonya memegang kendali dalam bidang keuangan. Ternyata istri Tuan benar-benar hebat."

Entah harus kesal atau bangga, Jeymin hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar penuturan Kyungsoo. Di sisi lain ia masih saja menyisakan amarah terhadap istrinya, meskipun Kyungsoo sudah mengatakan banyak hal-hal baik---tapi tetap saja emosi nya jauh memuncak dibanding perasaannya.

"Lalu..." respon Jeymin singkat.

"Meskipun kami menambah menu baru, namun anggaran pengeluaran belanja pokok tetap stabil. Dengan pendapatan kafe yang semakin meningkat dan anggaran pengeluaran yang tetap, maka semakin banyak pula keuntungan yang didapat. Karena itulah kami memberi insentif pada para pekerja agar di periode selanjutnya mereka bisa memaksimalkan kinerja."

Jeymin membuang nafas lega, lalu menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi sambil bersedekap. "Oke laporanmu membuatku senang mendengarnya. Karyawan, keuangan, dan menu kau handle dengan baik. Apakah ada lagi yang mengalami kemajuan selain itu?"

"Untuk dekorasi ruangan dan fasilifas kafe sendiri kami tak merubah. Sejauh ini ku rasa semuanya sudah cukup baik. Apakah Tuan punya rencana untuk kedepannya?"

"Tidak ada untuk sekarang."

Ya, untuk sekarang Jeymin belum bisa memutuskan apapun untuk memajukan kafenya lagi. Tentu saja menunggu nanti, berharap dengan segera ia mendapat penglihatannya kembali lalu bisa menjalankan pekerjaannya seperti biasa.

Merasa rindu dengan ruangan pribadinya di kafe ini, Jeymin pun akhirnya meminta Kyungsoo untuk mengantarkannya ke sana. Tidak ada maksud lain, ia hanya ingin menikmati kursi kerjanya yang sudah lama tak ia duduki.

5. LIGHTS | PJM ✔Where stories live. Discover now