28. 복수 |Vengeance

6.9K 659 206
                                    

Sebelum akhirnya Deyra berada di dalam mobil ini, perdebatan tentunya sempat terjadi antara ibu mertuanya dan dokter Song. Dokter Song sempat tak setuju saat ibu Park meminta ijin untuk membawa Deyra pulang. Tentu saja, wanita itu masih sangat lemah fisiknya. Tapi kembali lagi, bukankah tadi dokter Song meminta ibu Park untuk menuruti apa saja permintaaan pasiennya?

Demi meyakinkan sang dokter agar bisa mengijinkannya pulang, Deyra membuktikan jika ia baik-baik saja. Wanita itu seketika beranjak turun dari ranjang, berjalan ke luar ruangan menghampiri dua wanita yang sedang membicarakannya di sana.

Mata dokter Song membola terkejut, karena tahu Deyra sudah kuat untuk berjalan. Dan setelahnya ia mengijinkan pasiennya untuk pulang sementara. Namun dengan syarat, ibu Park harus benar-benar menjaga Deyra dan mengingatkannya untuk rutin minum obat.

Deyra membuka kaca mobil di sebelahnya. Angin berhembus begitu menyejukkan, wajahnya ia dekatkan di sana sembari menutup mata. Ia menghembuskan napas berulang kali dan begitu menikmati angin segar yang menerpa wajahnya. Ia tersenyum lebar, sangat bahagia karena akan bertemu suaminya.

“Dey... Jeymin hanya tahu jika kau pergi ke Jepang karena urusan pekerjaan,” ucap ibu Park tiba-tiba dan langsung saja Deyra beralih menghadap ibunya.

Deyra berkerut kening merasa bingung.

“Bibi Jung yang beralasan seperti itu. Ibu harap kau tidak terkejut nanti saat Jeymin tak menerima kepulanganmu. Ibu rasa kalian harus bicara baik-baik nantinya,” tambah ibu Park menjelaskan.

“Tidak masalah. Asal dia tidak tahu aku begini.” Deyra menorehkan senyum tenang, namun dalam benak yang sebenarnya ia sedikit takut saat membayangkan bagaimana Jeymin akan menyambutnya nanti di rumah. Seperti biasa, ia sudah bisa menebak jika Jeymin akan memarahinya lagi.

Dalam hitungan menit mereka akhirnya tiba di rumah. Deyra berjalan tanpa bantuan kursi roda, itu tidak perlu, dirinya bahkan bisa berjalan sangat normal meskipun tubuhnya lemah. Tapi tetap, ibu Park akan menuntunnya hingga benar-benar masuk ke dalam rumah.

Mobil hitam terparkir di depan rumahnya, lalu timbul pertanyaan, “Siapa yang datang bu?”

“Ah ibu lupa. Namjoon dan Sona datang hari ini. Tadi ibu menyuruh Sona untuk masak bersama bibi Jung."

"Lalu bagaimana dengan Namjoon?" Deyra menganga tak percaya dengan apa yang ditebak oleh kepalanya. "apa Jey ditemani Namjoon?" tanyanya lagi.

Yang dibalaskan oleh anggukan ibu Park.

"Bukankah Jey membenci Namjoon? Apakah baik-baik saja jika membiarkan mereka berdua kumpul---" belum sempat ia menyelesaikan bicara ibu Park sudah menukas.

"Dey, mereka bukan ayam jantan yang jika disatukan akan bertarung. Sebesar apapun masalah, mereka tetap saja manusia berakal sehat. Jey memang pemarah, tapi ibu yakin jika suamimu akan bisa memaafkan Namjoon dan menerima kenyataan." Tegas ibu Park mengoreksi.

Ya, memang salah jika Deyra terus berpikiran negatif pada perangai suaminya yang pemarah. Dan bagaimanapun juga ia takut, jika Jeymin mengeluarkan kata-kata kasar terhadap Namjoon. Dia jadi tidak enak hati. Tapi semua pemikirannya itu terbantahkan setelah Deyra memasuki rumah. Ibu Park menuntunnya menuju dapur, dan benar saja mereka semua ada di sana.

Deyra menghentikan langkahnya sebelum dirinya dan sang ibu benar-benar melangkah ke area dapur. Ia menatapi suaminya yang sedang makan bersama Sona,  Namjoon, dan bibi Jung. Deyra masih menahan tangan ibu nya, ia pikir cukup sampai di sini saja---ia tidak berniat untuk bergabung ditengah-tengah mereka.

"Aku ingin ke kamar saja bu. Aku tidak ingin merusak suasana makan siang mereka."

Ibu Park mengangguk paham, lalu mengantarkan menantunya berbalik arah menuju kamar.

5. LIGHTS | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang