18. Accident

10.7K 333 2
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Wanita pirang itu duduk dengan tidak sabar. Sudah sekitar 1 jam dia menunggu seseorang datang dan dia hampir membusuk di situ. Berulang kali dia menghubungi seseorang itu dan beberapa kali pula tak dijawabnya. Ia mengetuk ngetuk meja kesal lalu menyeruput orange juice yang di pesannya. Ia kembali melihat pintu masuk cafe kecil itu. Dirinya sengaja memilih cafe kecil agar tak tertangkap paparazzi. Bukan dia tapi orang yang akan bertemu dengannya.
Tak lama seseorang dengan barang belanjaan yang lumayan banyak masuk dari pintu cafe dan memandang kesal ke arahnya. Hei harusnya aku yang memasang wajah seperti itu, pekiknya dalam hati. Akhirnya orang itu duduk di kursi di hadapannya. Ia menyeka keringatnya perlahan dengan tissue dan memijit tengkuk kakinya.

"Aku sudah menunggumu di sini satu jam Soph." Ia mendengus kesal dan mendapati pelototan kesal juga dari wanita di depannya.

"Shut up Jess, kau menyuruhku menguras isi Galery perancang perancang itu dan sekarang kau menggerutu padaku?" Crystal memandang Jessie tajam. Jessie membuang muka menyadari dia akan kalah dalam perdebatan ini.

"Kay, im sorry. Itu semua untukku?" Jessie mengambil salah satu tas kecil bermerk D&G di bawah meja lalu membukanya.

"Kau tahu, kau bahkan meminta semua barang yang tak mungkin ada di pulau grandpa."

"Dont hate...., but thank you babe." Jessie menjulur mengecup pipi Crystal. Ia menggunakannya untuk meluluhkan kekesalan sahabatnya itu.

"Youre welcome." Seorang pelayan datang memberikan air mineral yang ia pesan di pintu masuk tadi dan berlalu. Dengan cepat ia meminumnya.

"Tujuanmu bertemu denganku tak hanya memberikan oleh oleh ini kan?" Jessie menyelidik ke arah sahabatnya itu yang masih meminum air di depannya.

"Talk about Randall Blake, remember?" Crystal menatap Jessie dan mengeluarkan beberapa foto Randall saat kuliah yang ia dapatkan sekitar kemarin dari Joe yang juga mencarikan info untuknya.

"Aku tak terlalu mengenalnya Soph. Kau meminta info pada orang yang salah." Jessie mulai memeriksa barang barang bawaan Crystal membuatnya sedikit mengacuhkan sahabatnya.

"C'mon Jess, kau bisa melihatnya nanti. Kau bahkan tak mengatakan bahwa kau merindukanku walaupun hanya untuk basa basi." Crystal menyeruput airnya lagi lalu memandang sebal si pirang itu.

"Aku merindukanmu lebih dari yang kau sadari babe." Jessie mengerling singkat lalu meletakan barang belanjaan Crystal lagi karna menyadari Crystal mulai tak sabar. "Kay, Lets talk about Randall, but first i want you to tell me what happen in that island?"

"Aku merasa kebingungan Jess, dia tiba tiba datang. Mendekatiku seperti lelaki pada umumnya saat di pulau. Padahal aku ingat semalam kau mengatakan bahwa dia gila dan suram. Apa kau mungkin salah orang?" Crystal menatap Jessie ragu. Tapi dirinya tak akan memungkiri jika ada kecocokan antara sifat Randall dengan cerita Jessie nantinya.

"Jangan berusaha mengetesku Soph. Kau harus jujur pada dirimu sendiri bahwa kau sendiri mengakui aku mempunyai ingatan jauh lebih kuat darimu." Jessie menatap malas ke arah Crystal.

"Baiklah, lalu bagaimana penjelasanmu atas pernyataanku barusan?" Crystal menyibak rambut coklatnya ke samping membuat orang orang disampingnya lebih mudah melihat paras cantiknya karna hal itu.

"Aku akan mulai bercerita semua yang aku tahu tentang Randall Blake dari tahun pertama di Harvard." Jessie menarik napas panjang dan menghembuskannya seakan akan hal itu perlu ia lakukan sebelum menceritakan orang yang tak ia sukai tersebut.

THE BOSSWhere stories live. Discover now