Part 12

8.9K 258 2
                                    

Papi Richard langsung mengambil stik golf dan memukul-mukul tubuh Richard sambil berkata...

" Dasar anak sialan, anak brengsek, pembuat donar, pembangkang, bisa-bisanya kamu memperkosa anak orang lain dan mencoreng nama baik keluarga. "

" Cukup...cukup...cukup. Jangan pukul dia lagi. Kalau pak Richard mati bagaimana? Cucu saya sangat membutuhkannya, mungkin putri saya tidak akan bertahan di ruang ICU tapi setidaknya cucu saya masih mempunyai seorang ayah dan tidak menjadi anak yatim piatu. "

Ucap ayah Mia sambil menahan stik golf milik papi Richard. Papi Richard pun tidak memukuli Richard lagi dan langsung pergi ke ruang ICU bersama ayah Mia dan Richard.

Sesampainya di depan ruang ICU, ayah Mia berbisik di telinga ibu Mia dan menjelaskan bahwa Richard adalah ayah dari cucu mereka dan papi Richard adalah calon besan mereka. Setelah ayah Mia berbisik, Richard langsung berkata...

" Maafkan saya bu... "

" Iya. "

Papi Richard pun berkata...
" Maafkan saya, besan..."

" Iya pak. "

Mereka berempat pun langsung masuk ke ruang ICU dan papi Richard langsung berkata...

" Perhatian semuanya, berikan perawatan yang terbaik untuk menantu saya yang bernama Armia Eka Putri di ruang ICU ini. Apa kalian semua mengerti...?!?! "

" Menantu? "
Ucap semua orang. Papi Richard pun berkata dengan lantang...

" Mengapa kalian semua tidak menjawab pertanyaan saya...?!?! "

" Iya pak. "

" Berikan juga perawatan terbaik buat cucu saya di ruang inkubator. Oh ya, nama cucu saya Rayhan Riyadhi. "

" Rayhan Riyadhi? Pi, papi kok seenaknya aja kasih nama anak aku Rayhan Riyadhi. Dia milikku...!!! Bukan milik papi. Aku dan Mia yang berhak memberinya nama. "

" Tidak ada negoisasi lagi...!!! Apa kamu mau papi pukul pakai stik golf lagi? "

" Tidak pi. Tapi, dia milikku...!!! "

" Anak ini...!!! "
Ucap papi Richard sangat kesal tiba-tiba ayah Mia langsung berkata...

" Sabar pak, sekarang kita lihat Rayhan Riyadhi saja ya di ruang inkubator. "

" Baiklah, ayo besan kita lihat cucu pertama kita. "

" Iya pak. "

Ucap ayah dan ibu Mia bersamaan. Saat papi Richard, ayah dan ibu Mia akan keluar dari ruang ICU, tiba-tiba papi Richard berkata pada Richard...

" Ngapain kamu ikut-ikut? Obati dulu luka-luka kamu itu. Jangan minta bantuan dokter atau perawat, obati sendiri luka kamu. Dulu kan kamu pernah kuliah kedokteran selama 2 tahun. "

" Iya pi. "

Papi Richard, ayah dan ibu Mia pun langsung menuju ke ruang inkubator melihat cucu pertama mereka. Sedangkan Richard sedang sibuk membersihkan dan mengobati lukanya sendiri di ruangan Mia secepat mungkin sambil menggerutu...

" Dasar diktator, seenaknya aja kasih nama anak aku dan Mia. Dia milikku...!!! Bukan milik papi...!!! Iya kan sayang? "

" Auw...auw...auw...perih banget sih...!!! Aduh...!!! Sakit semua badanku. Tulang-tulangku rasanya remuk semua. "

" Apa aku perlu di rontgen dulu ya? Nanti saja ah, aku mau lihat jagoan kecilku dulu. "

Beberapa dokter dan perawat di ruang ICU tadi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku Richard. Richard pun kembali berbicara sendiri...

" Sayang, aku pergi dulu ya? Aku mau lihat anak kita dulu. Nanti aku fotoin dia ya buat kamu. "

Richard pun mencium kepala Mia yang tertutup jilbab dan pergi berlalu menuju ruang inkubator. Sesampainya di ruang inkubator Richard langsung berkata...

" Papi minggir...!!! Dia milikku...!!! "

Richard perlahan-lahan menggendong
putra kecilnya, menciuminya dengan lembut dan mengazani putranya tersebut dengan berlinangan air mata. Richard pun berkata...

" Maafin kesalahan papa ya sayang. "





Dia Milikku...!!! (1-19 End)Where stories live. Discover now