03. The Third Day Before I Left

11.3K 1.9K 585
                                    

       Datang ke sekolah terlambat. Kemarin Jihye sulit tidur karena banyak menangis. Dan sekarang, gadis itu menanggung malu karena matanya yang bengkak.

       Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan nyaring yang keluar dari mulut Ahn Sora, Jihye lebih memilih menyembunyikan kepala di antara lengan yang terlipat.

       Hanya Kara yang mengerti suasana hatinya saat ini. Dan gadis itu tidak ingin menceritakan pada Sora masalah apa yang sebenarnya terjadi. Ingin, sih. Tapi Kara menunggu persetujuan dari Jihye saja.

       Namun, daripada mendengar pertanyaan yang terus keluar dari mulut Sora, Kara langsung menengahi. "Mungkin Jihye kelelahan setelah dihukum membersihkan lapangan basket," kata gadis Min itu meyakinkan.

       Yah, itu juga alasan kenapa Jihye masuk ke dalam kelas dalam keadaan lesu. Tapi ada alasan lain—selain Jungkook yang pergi dengan Kang Solhee secara diam-diam, tentunya.

       Saat Jihye tengah membersihkan lapangan basket, itu adalah jam olahraga kelas Jungkook. Awalnya ia senang karena bisa bertemu dengan Jungkook walaupun dalam jarak yang tidak begitu dekat—tidak jauh juga, sih. Namun, semua itu tidak sesuai dengan perkiraannya.

       Jihye rasanya ingin menangis saja manakala kekasihnya itu tidak menghiraukan keberadaannya. Hanya sekadar melirik malas, lalu memutus pandangan manakala Jihye ikut melirik.

       Beberapa kali pemuda bernama Kim Taehyung menggoda Jungkook dengan kalimat, "Kekasihmu sedang dihukum. Bantu dia. Kasihan tahu membersihkan lapangan basket sendirian. Kalau tidak mau ... nanti aku ambil."

       Bukannya menyahut dengan tidak menyetujui lelucon Taehyung, Jihye malah dibuat kaget saat Jungkook mulai menjawab, "Ambil saja kalau kau mau, Bajingan."

       Entah sengaja atau tidak. Yang jelas, Jihye sangat sakit hati mendengar penuturan Jungkook.

       Ketika Mrs Karen memasuki kelas, Jihye lekas berdiri dan maju ke depan kelas. "Mrs Karen ... saya izin ke UKS. Kepala saya mendadak pening," kata Jihye.

       Guru bahasa Inggris yang menyadari raut lesu Jihye itu langsung mengangguk. "Baiklah. Jangan lupa minum obat, ya!"

       Yah, setidaknya Jihye bisa lolos dalam pelajaran yang memuakkan hari ini. Ia hanya ingin tidur dan melepaskan sejenak semua pemikiran negatifnya.

       Saat gadis itu sudah sampai di depan pintu UKS, ia lantas memutar kenop pintu dan bersyukur karena hanya ada satu gadis yang berada di dalam sana.

       Jihye merebahkan diri setelah tersenyum melewati adik tingkatnya yang lututnya berdarah. Kemudian mulai menutup mata saat dirasa tubuhnya rileks.

       Namun, rencananya tak berjalan seapik itu. Semakin gadis itu memejamkan mata, bayangan wajah Jungkook dan Kang Solhee di foto yang Donghan kirimkan malah nampak jelas di kepalanya.

       Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jihye butuh kepastian. Jika Jungkook benar-benar berubah karena sang mantan, seharusnya tidak begini.

       Seharusnya Jungkook memutuskan hubungan ini agar tak lagi menyakiti Jihye—yah, kendatipun Jihye belum siap menerima keputusan tersebut, sih.

       Dengan segenap keberanian, Jihye merogoh ponsel di saku seragamnya. Ibu jarinya mencari kontak Jungkook dan mengetikkan pesan.

Park Jihye

Mari bertemu. Aku tunggu di atap sekolah sekarang.

       Jihye yakin Jungkook akan datang sebab pesan yang ia kirimkan langsung terbaca meskipun tak ada balasan apa pun.

Knowing Me, Knowing You ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum