19. Jungkook's Side

9.1K 1.4K 281
                                    

Mengeratkan mantel cokelat yang baru saja ia beli dua hari yang lalu, Jungkook melangkah dengan punggung tegap serta pancaran mata tegas yang sengaja ia tunjukkan.

Moon Cafe yang sudah menjadi langganan. Barangkali ia ingin mengenal lebih dekat sosok adik kelas yang berani memanggil namanya saat di mana Jihye berada di sana. Memperkenalkan diri sambil menyebarkan senyum manis di hadapan Jungkook, hal itu sukses membuat Jungkook mulai sedikit tertarik setelah memikirkan perasaannya yang terbuang percuma untuk gadis seperti Park Jihye.

Meskipun tak dapat menampik bahwa sampai saat ini pun Jungkook tetap saja tak bisa melupakan figur Jihye dari hidupnya. Sebesar apa gadis itu menyakitinya, nama Jihye terus tersimpan di dalam kepalanya.

Kedua telapak tangannya bertemu untuk saling menggosok—mencari kehangatan di setiap dingin yang menerpa kulitnya. Ia kemudian mendorong pintu kaca kafe sebelum berdiri di depan meja kasir. Senyumnya terukir tulus manakala gadis yang ia pikirkan saat ini tepat berada di seberangnya.

"Kebetulan sekali," ujar Jungkook. "Aku mau ice Americano dan satu potong kue tiramisu. Bisakah kau mengantarnya ke mejaku, Yoora-ssi?"

Yoora balas tersenyum. Kepalanya mengangguk, lalu menulis pesanan Jungkook pada layar komputer. "Bayar dulu, Sunbae," ujar Yoora mengingatkan.

Satu alis Jungkook mengedik tak mengerti. "Biasanya pembayaran di sini adalah langkah terakhir."

"Itu 'kan dulu, Sunbae. Sekarang peraturannya diperbarui karena kemarin ada anak nakal yang pergi begitu saja tanpa membayar," jelas Yoora membuat Jungkook terkikik gemas.

Jungkook mengeluarkan kartunya dan menyerahkan kepada Yoora. Setelah pembayaran terselesaikan, pemuda Jeon itu segera membawa tubuhnya ke meja di bagian pojok yang pernah Jihye duduki bersama kedua sahabatnya.

Napasnya berbaur dengan dingin yang senantiasa menyengat kulit. Jungkook mengeluarkan ponsel dan rokoknya. Usai menyalakan batang rokok, Jungkook lekas membuka ponselnya untuk melihat siapa saja yang baru menghubunginya selain sang mama dan teman-teman kampusnya.

"Pesanannya, Sunbae." Jungkook dibuat mendongak ketika suara Yoora memecahkan keheningan. Meletakkan rokok pada asbak, Jungkook kemudian mengangguk.

"Terima kasih," ujarnya singkat. Saat Yoora nyaris melangkah pergi dengan senyum ramah yang gadis itu lemparkan, Jungkook mendadak mencegah kepergiannya. "Tunggu! Bisakah kita mengobrol di sini sebentar? Hanya sepuluh menit."

Yoora menoleh ke belakang untuk mengecek keadaan kafe yang tidak begitu ramai lantaran musim dingin. Mengangguk kecil, Yoora lekas duduk di seberang Jungkook.

"Ada apa, Jungkook Sunbae?" tanyanya merasa canggung.

"Kau kuliah di mana sekarang?" Jungkook balik bertanya. Bibirnya kembali menghisap batang nikotin yang ia apit dengan dua jemarinya.

"Ah, aku tidak kuliah, Sunbae. Ibu dan ayah menyuruhku untuk bekerja saja agar aku bisa mengumpulkan banyak uang untuk keperluanku sendiri," jawabnya kelewat jujur.

Mendengar hal itu, Jungkook lantas mengangguk santai. "Kau sudah punya kekasih?"

Yoora mengerjap lambat. Pipinya merona malu lantaran ketahuan tidak memiliki pasangan. "Aku belum pernah punya kekasih, Sunbae." Yoora menunjukkan cengiran lucu di hadapan Jungkook.

Pemuda Jeon itu tertawa rendah. "Apa kau bisa hidup tanpa kekasih?" tanya Jungkook sekali lagi. Kini Jungkook membasahi tenggorokannya dengan es yang ia pesan. "Maksudku, semua orang justru kebingungan mencari pasangan. Aku yakin tidak hanya satu atau dua laki-laki yang mendekatimu."

Knowing Me, Knowing You ✓Where stories live. Discover now