3.9K 686 161
                                    


"Aish, aku kehabisan saos tomat hyung"

Jeongin berdecak malas usai keluarkan sebuah botol berwarna merah yang ternyata isinya sudah kosong. Ia sangat jarang membuat makanan sendiri dirumah, hingga tak tau beberapa persediaan bahan makanan telah habis entah sejak kapan.

"Aku akan ke minimarket dulu hyung"

"Eum? Mau kutemani?"

"Tidak usah, hyung baru datang. Istirahat saja"

Berakhir dengan anggukan paham yang lebih tua, juga Jeongin yang meraih kunci mobil milik sang kekasih. Ia pun beranjak pergi, "aku pinjam mobilnya ya hyung"

"Hati-hati, sayang"

.

;

Beruntung ia membawa mobil. Jika hanya mengandalkan toserba di didekat apartemen yang ternyata sudah tutup, mungkin Jeongin harus pulang dengan tangan kosong setelah berjalan kaki dengan jarak yang tak bisa dibilang sangat dekat.

Yang awalnya minimarket-lah yang ingin ia tuju, terpaksa putar haluan menjadi supermarketㅡ hanya untuk membeli sebotol saos tomat.

Dengan membawa sebuah keranjang belanjaan, karna berpikir ia tak akan berbelanja terlalu banyak tentunya. Jeongin menelusuri bilik tempat dimana bahan dapur diletakkan.

"Apa lagi yang harus kubeli?" Jeongin bergumam, setelah mendapatkan apa yang ingin ia beli. Ia pun melihat-lihat ditempat yang sama. Siapa tau ia membutuhkan bumbu lain mungkin.

Mulai dari minyak goreng hingga beberapa bumbu dapur yang sebenarnya masih adapun ia beli. Hanya untuk jaga-jaga agar tak kehabisan stok seperti hari ini.

Brakk

Entah apa itu, Jeongin sontak menoleh kearah sumber suara. Hingga ia bisa mendapati tepat tak jauh darinya, berdiri seorang wanita paruh baya yang menjatuhkan keranjang belanjaannya sendiri. Tapi yang membuatnya heran adalah, wanita itu terlihat amat sangat terkejut akan dirinya. Tapi kenapa?


"Apa ahjumma baik-baik saja?"

Pemuda manis berbalut sweater tosca itu mendekat, bermaksud ingin membantu dengan mengambil keranjang yang dijatuhkan oleh si ahjumma.

"J-jeongin?"

Ucapan lirih wanita itu menghentikan gerakan Jeongin. Tangannya terhenti seketika dengan badan yang masih membungkuk, hingga beberapa detik berikutnya, ia pun bangkit. Kembali menatap bingung kearah si wanita.

"Apa ini benar-benar Jeongin?" sambung wanita itu dengan mata berkaca,

Jeongin sendiri masih tak paham. Ia tak mengenal wanita itu, tak mengerti pula bagaimana bisa wanita itu bisa mengetahui namanya.

Jika memang seorang pasien atau seseorang yang mengenalnya sebagai dokter. Tapi mengapa harus dengan ekspresi se-terkejut itu?

Belum sempat Jeongin menjawab, wanita itu mendekat. Memegang kedua bahunya, seperti memastikan bahwa apa yang ada didepannya adalah nyata. Kemudian menangkup wajah Jeongin dengan tangan yang terlihat amat bergetar.

"Kami merindukanmu nak" isak wanita itu tumpah, menatap senang kearah Jeongin yang masih saja tak tahu apa-apa.

"Eum, maaf ahjumma. Tapiㅡ"


"Bibi!"


Seorang yang baru saja tiba dengan sigap memisahkan keduanya. Dengan tangan yang menahan tubuh si wanita, sementara Jeongin lagi-lagi dibuat terkejut akan kedatangan pria itu. Hyunjin

[II] remind. ♡「hyunjeong」Where stories live. Discover now