Lembar Ketujuh: A Shoulder To Cry On

52 2 0
                                    

Jason

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jason

Mengenal Belinda, membuat gue kayak memiliki adik perempuan yang sangat peka buat diajak curhat dan ngomongin soal novel juga film romantis.

Ditemani frozen yogurt yang menyegarkan, kami mengunjungi bazar buku di PIM. Setelah itu, Belinda ngajak gue ke pameran lukisan di Galeri Nasional Indonesia. Berkat dia, perasaan gue yang tadinya kacau karena mencemaskan Ramona berubah jadi lebih rileks.

Lelah jalan-jalan sore, kami memutuskan mampir ke Lawson untuk nongkrong dan membeli makanan. Gue memperhatikan Belinda yang tengah menunggu hot dog dan ice coffee-nya dibuat, sambil menikmati alunan suara merdu Tori Kelly yang menyenandungkan Dear No One di radio.

Dari samping, Belinda kelihatan cantik banget dengan rambut yang ditata dengan bandana bermotif semangka berwarna kuning. Sampai-sampai, gue nyaris lupa membayar onigiri dan susu rasa cokelat di kasir.

Oke Jason, kendaliin diri lo. Ini cuma kekaguman seorang cowok normal ke cewek, bukan berarti lo suka sama Belinda.

Kami pun duduk di sisi jendela sebelah kanan, berhadapan seraya memandangi lalu lalang kendaraan sekaligus mengawasi Juleha, vespa kesayangan gue biar enggak dicolong orang. Hehe.

Belinda lantas membuka obrolan selagi mengaduk-aduk ice coffee miliknya. Dia enggak tampak canggung lagi di hadapan gue kayak pertama kita kenal, meskipun gue bisa merasakan cewek itu menggoyang-goyangkan kakinya di bawah kursi.

"Jadi, lo mau ngomongin apa Jas? Kelihatannya penting banget, deh. Soal Ramona, ya?"

"Gue enggak sempat semangatin Mona sehabis interogasi dan dia juga kelihatan pengin menyendiri. Yang bikin gue cemas, Amanda bilang, Mona sempat nekat nyari apartemen sendirian tengah malam sampai hampir dicelakai preman. Untung aja, Amanda langsung nelepon Om Rama buat ngejemput Mona supaya tinggal di rumah beliau sementara waktu."

"Ah, gue kebanyakan ngoceh ya? Begini Bel, lo mau kan ajak anak-anak klub mading untuk menggalang donasi buat bayar biaya perawatan Emma, Binar dan Karina yang enggak bisa ditanggung Sheren? Ramona udah lama minta bantuan gue tapi yah, meskipun Pak Kent itu kakek gue tetap aja beliau ragu buat nurutin. Padahal, gue cuma pengin Ramona bisa lebih bahagia setelah menolong Sheren."

Gue membuka bungkus onigiri dan menjelaskan semuanya dengan panjang lebar ke Belinda yang diberi respon enggak terduga sama dia.

"Jas, gue kayaknya sepemikiran sama Pak Kent. Pertama, Emma, Binar dan Karina berasal dari keluarga yang berada. Kedua, posisi Ramona dan Sheren sekarang lagi sulit. Reaksi semua orang soal pengakuan Sheren yang disuruh seseorang untuk mencelakai ketiga temannya, udah bikin mereka percaya kalau Ramona adalah dalang dibalik insiden minggu lalu. Gue rasa, yang mereka butuhkan saat ini adalah dukungan moral dari orang terdekat."

Gue mendesah kecewa, selagi menggigit onigiri isi tuna yang tersisa satu di Lawson. Berbuat baik itu ternyata butuh pertimbangan juga ya? Bahkan, demi gebetan sendiri.

JASON'S LOVE LETTER: TROUBLE COUPLE SERIES  0.2 Where stories live. Discover now