Lembar Ketujuhbelas: Pahitnya Sakit Hati

24 2 7
                                    

Jason

Enggak terhitung berapa kali gue keluar masuk dari ruang tengah ke halaman belakang, untuk nyari inspirasi buat gambar webtoon. Jadinya, gue memilih nonton film setelah dipelototin Samuel yang mau main basket. Karena lagi bete, gue juga enggak mau berantem sama dia kayak kemarin.

Baru setengah jam gue menonton film Laskar Pelangi, dering ponsel enggak berhenti mengusik. Ampun, siapa sih yang nelepon gue di hari Minggu pagi?

Enggak tahan mendiamkannya, gue pun mengangkat telepon dengan terpaksa tanpa melihat caller ID. Rupanya itu Eva, teman gue di bagian layout dan produksi klub mading  yang diminta Belinda untuk bantuin bikin webtoon.

Benar aja, Eva udah ada di ruang tamu ditemani es sirup sama camilan dari Mbok Tumi. Dia langsung tersenyum saat gue turun ke ruang tamu, sambil menyalakan laptopnya.

"Lo bikin webtoonnya model empat panel gini aja Jas, upload di website atau IG juga boleh biar makin rame. Gue ada contoh webtoon bikinan angkatan tahun lalu, bisa jadi inspirasi nih."

"Gue masih bingung mau angkat issue apa Va, tentang semangat anak-anak di pedalaman yang mau menuntut ilmu atau pendidikan bisa di dapat dari berbagai tempat selain sekolah?"

"Yang kedua bagus, Jas. Lo buat aja kerangkanya dulu, nanti pas bikin sketsanya gue ajarin."

Gue mengikuti saran Eva secara teliti menyiapkan pensil dan kertas yang berisi corat-coret cerita serta karakter webtoon. Terus, baru deh mulai menggambar pakai iPad dan pen. Agak canggung sih, biasa pegang kuas soalnya.

"Yah Bel, kok garisnya ketebelan gini ya? Cara balikinnya gimana? Eh maaf, Va. Gue salah panggil, efek lapar nih belum sarapan. Haha..."

"Ciye, kepikiran Belinda ya? Lo pasti galau kan karena dia enggak datang ke sini? Makanya Jas, jadi cowok harus peka. Lihat yang selalu ada buat lo saat senang dan sedih, tinggalin yang cuma memanfaatkan perasaan lo."

Eva memainkan alisnya seraya melirik gue, sambil mengunyah kacang telur.

"Va, serius dong...." gue berdecak sebal, seraya meletakkan iPad di meja. " Lagi enggak mood bercanda nih, mending cepat selesain webtoon-nya biar gue bisa ngerjain tugas Matematika."

Eva cekikikan seolah senang sebab udah sukses ngerjain gue.

"Kalau marah berarti mengakui tuh, Jas. Benar kan, lo kangen sama Belinda? Apa mau gue telepon dia aja, supaya datang ke sini? Daripada lo makin enggak bisa tidur nanti malam, terus kebawa mimpi. Ya?"

Gue memutar bola mata, pengin membalas Eva tapi Mbok Tumi udah datang membawakan sepiring nasi goreng kornet buat sarapan.

JASON'S LOVE LETTER: TROUBLE COUPLE SERIES  0.2 Where stories live. Discover now