Day 18: Rumah Sakit

13 14 14
                                    

Malam itu aku berdiri di depan pintu IGD. Tidak diizinkan masuk karena pembesuk dibatasi. Orang berseragam putih wara-wiri. Berkalung stetoskop, bermandikan doa yang menguap dan mengembun menjadi butiran keringat.

Rumah sakit itu mengingatkanku pada hotel dalam drama. Hotel yang konon menjadi tempat beristirahat para arwah sebelum menuju alam baka. Dan, pintu IGD itu adalah perbatasannya. Perbatasan antara dunia dan alam baka. Manusia yang tidak mendapat jemputan, akan pulang bersama keluarganya. Sebaliknya, manusia lain yang tak mampu bertahan, akan pulang kepada-Nya.

Tempat itu juga mengingatkanku pada harapan. Bahwa keajaiban bisa saja datang di saat terakhir ketika memutuskan utuk menyerah.

Catatan SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang