Bagian 2 | Dunia Rasen

15.2K 689 14
                                    

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

🎵 Playing song : Vierra - Rasa ini 🎵

🎵 Playing song : Vierra - Rasa ini 🎵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[R a s e n d r i y a]

     Selasa adalah bagian dari tujuh hari yang paling Rasen benci. Bangun tepat pukul 6 pagi, mandi dengan air dingin dan cepat-cepat pergi ke sekolah sebelum lonceng berbunyi sebanyak lima kali—tanda gerbang akan di tutup.

     Dan jikalau gerbang sudah di tutup, otomatis dirinya akan membolos, pulang kerumah dihadiahi oleh omelan kedua orang tuanya. Membayangkannya pun Rasen tak ingin—melihat betapa mengerikannya jika kedua orangtuanya sudah marah.

     Jam masih saja terus berputar, dentingannya membuat Rasen panik bukan kepalang. Ia menuruni tangga tampak tergesa-gesa membiarkan tatapan aneh keluarganya yang sedang kusyuk melahap sarapan di pagi hari.

     "Makan dulu, dek. Baru berangkat."

     Di sela Rasen memakai kaus kaki, kepalanya sedikit mendongak menatap wanita cantik yang berbicara dengannya tadi. Sebelum ia kembali fokus memakai kaus kaki.

     "Ngak sempet. Aku udah telat, Mah."

     Tanpa Rasen sadari jawabannya mengundang tatapan tajam sang kepala keluarga. Suasana dalam ruangan itu sedikit mencekam, seakan tiada hembusan angin yang berani masuk bahkan melalui celah jendela.

     "Sarapan dulu baru berangkat," ucap sang kepala keluarga di seberang sana dengan intonasi tegas.

     Jikalau sang Ayah sudah angkat bicara, Rasen tidak akan berani membantah.

     "Iya, iya, makan."

     Dengan berat hati Rasen harus berbalik badan dan menggerakkan tubuhnya ke meja makan, duduk diantara kedua kakak kandungnya yang Rasen yakin kini sedang menertawakannya.

     Sedangkan sang Ayah yang melihat hal itu tersenyum tipis.

     "Mampus.”

     Bingo! Perkiraan Rasen benar. Lelaki yang duduk di sisi kanan Rasen, tampak menahan tawa di tambah dengan gelagatnya yang seperti seorang idiot.

     Masih dengan mode kesal, Rasen mendelik ke arah lelaki itu siap untuk melayangkan pukulannya.

     "Bacot babi!" sentak Rasen tak terima jika kakaknya menertawainya.

Separuh Napas [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang