Bagian 21 | Ruang kepedihan

4.5K 303 42
                                    

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

🎵 Playing song : Vioshe (cover) - Menepi 🎵

🎵 Playing song : Vioshe (cover) - Menepi 🎵

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[R a s e n d r i y a]

     Jika saja semua dapat di mengerti, jika saja semua hal di muka bumi ini bisa di pahami hanya dengan satu tatapan mata—Aya akan menjadi orang pertama yang akan memecahkan teka-teki rumit yang Rasen bangun sebegitu kokohnya.

     Ke-tidakhadiran Rasen hingga keanehan kakak kelasnya—Gara, membuat Aya seperti seseorang yang sudah begitu mengenal keluarga itu. Bahkan dekat saja tidak, hanya saja ia secara kebetulan bisa menjadi akrab dengan mereka—walau hanya sekejap mata.

     Di tempat ia duduk, netranya masih memandang jauh di sana—dimana lelaki itu memilih pergi dengan sejuta ruang hampa yang terkunci rapat.

    Dedaunan kering yang mulai berjatuhan serta hembusan angin yang kian berayun-ayun—mengajak para tumbuhan untuk bergoyang. Tetapi Aya masih diam tak banyak sepatah kata yang ia lontarkan.

     Ia masih bingung, ia masih ragu, ia masih tak punya nyali besar untuk semakin maju—ikut andil dalam masalah yang mungkin timbul di antara Rasen dan orang-orang terdekatnya.

     Ya, karena di sini ia bukan ia siapa-siapa.

     Karena di sini, ia hanyalah seseorang yang secara kebetulan—secara tidak sengaja mengikuti alur cerita yang telah Rasen buat.

     "Aya!" suara yang terdengar tak berirama dengan napas yang tersenggal, di sana Aya sadar jika saat ini bukanlah saat di mana ia harus melamunkan sesuatu yang bahkan dirinya saja hanya seorang tamu yang tak pernah di undang.

     Ia menghembuskan napas lelah. Mereka Emil dan Valdo, dua orang yang Aya kenal beberapa bulan belakangan.

     "Apa?" jawabnya malas.

     Tidak, tidak, dia bukannya malas, hanya saja suasana hatinya kini sedang tak bisa di katakan baik-baik saja.

     "Jujur, dah, sama kita ... lo habis ketemu Bang Gara, kan?"

     Bersama dengan angin yang tiba-tiba berhembus kencang, mengombang-ambing beberapa rumput yang berbaris rapi serta dedaunan yang kian berjatuhan—keterkejutan Ata menjadi dua kali lipat.

     Bagaimana bisa dua sosok yang kini berdiri tak juh darinya, mengetahui hal yang baru saja ia lakukan.

     Apakah ini termasuk dalam hal 'tak menepati janji'.

Separuh Napas [Slow Update]Where stories live. Discover now