Separuh Napas [Slow Update]

Bagian 22 | Pulang

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

🎵 Playing song : Langit cover - Menghitung hari 2 🎵

“Terkadang memang keegoisan mampu membuat kita terjerumus dalam penyesalan.”

[R a s e n d r i y a]

      Malam itu angin sedikit tak bersahabat, warna angkasa pun nampak gelap. Kicauan orang yang bercakap-cakap masih terdengar di telinga, terdengar akrab di balik canda tawa—melupakan kesah yang sekiranya datang.

     Hal itu nampak begitu serasi—beberapa kerumunan orang di tepi jalan yang sepi, redup—menyerukan suara mereka untuk sekedar men-sorak porandaikan beberapa laju mobil yang menembus angin malam demi sebuah kebahagiaan.

     "Gila, skill  lo boleh juga, hah!"

    Lelaki berbadan tegap dengan sedikit corak warna rambut biru gelap—berseru sembari menepuk bahu sang lawan bicara. Dari cara matanya menatap, mulutnya berbicara, tubuhnya bergerak, ada satu celah rasa tidak percaya di sana.

     Melihat dan menerima kenyataan jika malam ini ia harus kalah dalam permainan racing car.

     Sebelah alis lelaki tampan itu terangkat, lidahnya bermain—menciptakan benjolan-benjolan kecil di pipi sebelah kanan.

     "Dan pada dasarnya, don't judge a book by its cover. Karena apa yang lo nilai dan lo lihat ... belum tentu sesuai dengan ekspektasi  lo."

     "Jadi?" ucapnya sedikit bermain mata di sana, mengabaikan lirikan para gadis yang menatapnya sedikit... err, sexy.

     Lelaki itu menghembuskan napas kasar, berdecak di balik seringai manis yang ia buat-buat.

     "Ok, ok. Dan ini ... jadi milik lo sekarang."

     Tangan kanannya bergerak, menyodorkan sebuah amplop cokelat tebal tepat dimana lelaki di hadapannya saat ini sedang berdiri dengan raut penuh kebahagiaan.

     "Cabut!"

     Dengan gelak tawa yang memekakan gendang telinga, kepergian lelaki itu membuat sejuta bahagia bagi dirinya dan beberapa orang di sana.

     Dan, ya... malam ini adalah malam berpihak kepadanya, malam yang sudah ia nanti-nantikan.

🦋