Bagian 16 | Amarah yang tak pernah padam

5.5K 378 58
                                    

[ RASENDRIYA VERSI BARU ]

🎵 Playing song : Ari laso - Hampa 🎵

“kau hanya perlu kuat untuk tetap hidup.”

▫️▫️▫️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▫️▫️▫️

     "Ini foto yang selama ini gua ambil saat lo nyuruh gua buntutin dia."

     Kedua lelaki itu saling adu pandang saat salah satu dari mereka menyodorkan beberapa lembar foto hasil jepretan kamera.

     Kedua alis lelaki ber-hoodie hitam itu saling bertautan-seakan menolak keras atas informasi dari orang di hadapannya.

     Dengan duduk santai menikmati hilir angin siang-satu puntung rokok ia ambil lalu kobaran asap mulai mengepul ke udara.

     "Buat apa dia ke tempat itu?"

     Bibirnya masih bergerak-gerak melontarkan beberapa kalimat dengan mata yang tak sedikitpun terlepas dari lembaran foto di tangannya.

     "Mana gua tau. Bukannya lo yang selalu di deket dia?"

      Pertanyaan lelaki itu membuatnya harus mencerna dalam beberapa menit. Mencoba menyambungkan kata yang sedari tadi tercecer di otaknya.

    Entah mengapa ia merasa menjadi lelaki bodoh saat ini-saat dimana ia mempercayai semua tutur kata seseorang begitu mudahnya.

     "Akhir-akhir ini dia ngak mau gua anter pulang. Banyak alesan yang dia buat dan gua percaya itu," tuturnya dengan raut yang kini berubah menjadi raut yang seakan tak terima jika miliknya harus bersosialisasi dengan orang lain.

     Namun, apakah dia memiliki hak akan hal itu?

     Lelaki dengan kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya itu terkekeh.

     "Lo cemburu kalau dia deket sama orang lain, kan?

     "Lo tau persis perasaan gua ke dia gimana."

     Lelaki itu tersenyum remeh untuk kesekian kalinya.

     "Jadiin dia milik lo, sebelum hati dia makin jauh dan orang itu yang gantiin posisi terpenting lo dalam hidupnya."

     Satu kata yang dapat mendeskripsikan kekalutan serta amarah di dalam hatinya-ia menaruh rasa cemburu pada orang itu.

     Rasa yang setiap hari kian tumbuh dan menjadikannya seorang lelaki yang sedikit memiliki obsesi tinggi.

     Rahangnya mengeras, kepalan tangannya berhasil tercipta. Di sana amarahnya telah menguap di udara.

     "Ngak bakal gua biarin."

     Arsel memandang jauh kedepan dengan fahang yang mengeras

▫️▫️▫️

Separuh Napas [Slow Update]Where stories live. Discover now