Part 12 : Khasus Yang Terkuak

20.5K 1.2K 28
                                    

"Assalamualaikum," ucap Reyhan setelah pulang dari bekerja.

"Wa'alaikumsallam," jawabku yang sedang menonton ceramah Gus Muwafiq di youtube.

Reyhan menghempaskan tubuhnya pada sofa. Dia terlihat kelelahan. Kulihat tangannya masih menggenggam kantong plastik berwarna hitam. "Aku bawain jeruk buat Bu Salis."

"Tumben."

"Kata pakde-pakde di toko biar Bu Salis subur dan bisa cepet punya keturunan."

Aku terbelalak mendengar ucapannya. "Kamu pasti selalu di doktrin yang aneh-aneh sama pakde itu." Reyhan nyengir kuda.

"Udah cepetan sana mandi. Terus solat jamaah di mushola."

"Semangat banget?" tanyanya sambil mengerucutkan bibir.

"Nanti kamu harus ngaji sama ustad Azka."

"Ustad Azka? Biasanya manggilnya Kang Santri."

"Sekarang dia sudah jadi guru ngaji, jadi pantas dipanggil ustad."

"Ngajiku libur," jawab Reyhan dengan nada malas.

"Baru aja sehari udah libur."

"Nggak papa, malu aja masak sekelas sama anak-anak SD."

"Cari ilmu itu tidak memandang umur, Reyhan."

"Ya tapi..."

Aku melotot. "Kamu harus ngaji. Ustad Azka udah ngasih kamu iqro jilid 3 supaya lancar baca Al-Qur'an."

"Iya, deh, nurut."

"Nah itu baru suamiku." Aku tersenyum ke arahnya. Tapi Reyhan hanya menatapku dengan tatapan sulit diartikan. "Kenapa diem?"

"A..., aku baper," lirihnya.

"Baper kenapa?"

"Bu Salis udah nganggep aku suami."

Aku ingin tertawa rasanya. Suami yang terlalu lugu pikirku. "Santai aja, sih." Reyhan beranjak dari duduknya untuk mandi.

"Aku dapat kerjaan," celetukku cepat menghentikan langkah Reyhan.

"Apa?" tanyanya sambil mengernyitkan dahi.

"Jadi guru les privatenya adiknya Azka."

"Owh." Reyhan menjawab dengan malas kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi. Aku mengernyit, dia tampak tidak suka aku mendapat pekerjaan.

***

Hari berganti hari, detik, menit, jam, waktu terus berjalan tanpa menunggu atau menanti siapapun. Hubunganku dengan Reyhan masih berjalan seperti biasa. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh untuk seukuran pasangan yang berstatus suami istri. Hanya saja sekarang Reyhan mengalami perkembangan. Ia begitu semangat mengaji bersama anak-anak SD bersama Azka. Sedikit demi sedikit bacaan Qur'annya mulai membaik.

Tugasku mengajar les private matematika tiga kali seminggu kepada Sifa juga berjalan dengan lancar. Ibunya terlihat begitu royal. Karena setiap aku mengajar, selalu dibelikan setumpuk cemilan dan buah-buahan yang siap dimakan. Sesekali juga aku melihat Azka yang hendak pergi ke mushola untuk solat jama'ah. Dia hanya tersenyum kepadaku dan Sifa tanpa berniat nimbrung hanya sekedar ngobrol-ngobrol membicarakan apa saja. Seorang santri sejati tidak mungkin berinteraksi dengan lawan jenis bukan? Kecuali kalau penting, karena seorang laki-laki soleh harus menjaga pandangannya dari maksyiat. Apalagi status Azka sekarang sebagai seorang ustad.

Aku merasa lega, karena sampai saat ini rahasiaku belum terbongkar. Reyhan masih mengaku adikku di depan Azka. Dan, dia bilang kalau orangtua kami ada di Bandung. Aku tidak tau apakah aku ikut menanggung dosa berbohong Reyhan atau tidak, yang jelas aku akan berterus terang jika Azka bertanya bagaimana hubungan kami sebenarnya. Toh, aku tidak ikut berbohong, hanya saja aku membiarkan suamiku berbohong.

Salah JodohWhere stories live. Discover now