Hilang

253 30 13
                                    

Ayem bek cingtaaahh
Gak kangen kan? Ehe🌚
Keknya cerita ini sudah tenggelam di perpus kalian deh
Gatau lho ya
Moga aja enggak ehe

Happy reading cingtah 🥰

•°•°•

Focus: Yuri, Jungmo, Wonjin

Habis diserang dadakan sama Hideko, Yuri langsung kabur ngegandeng Jungmo sama Wonjin. Walaupun Wonjin harus berlari dengan kaki yang terluka karena terkena pecahan kaca. Siapa lagi kalau bukan ulah Hideko.

Mereka berhenti di tikungan lantai 4.
Wonjin udah gak sanggup lari, jadi mereka mutusin buat stop dulu.

"Duh Njin lo gak papa?" Tanya Yuri panik. Darah segar mengucur dari kaki Wonjin. Masih terselip pecahan kaca yang nampak sangat menyakitkan.

Duh gimana nih? Batin Yuri. Ia melihat kesana-sini sampai akhirnya matanya menangkap kaos Jungmo yang berbahan tipis dan berwarna putih. Yuri mendapat ide.

"Mo,"

Jungmo yang nampaknya masih kelelahan, menoleh ke arah Yuri dengan tatapan, 'ada apa?'.

"Gini Mo, lo kan kaya raya, tajir melintir, punya apartemen atas nama lo sendiri, bisa ngebeli mnyet, dan semua kekayaan lo yang gak bisa gue sebutin satu-satu. Jadi.. gue robek lengan baju lo dikit aja ya? Ini Wonjin ntar innalilahi siapa yang disalahin? Kita kan? Kan elo juga Raden, kaos kek gini kan bisa beli lagi hwhwhw."

Plis Yur, ga gini caranya. Kesel.

Tapi, ya mau gimana lagi. Si Yuri kan pake piyama, piyamanya gak bisa dirobek kecuali digunting, punya Wonjin juga, ya terpaksa punya Raden Jungmo lah.

Ini si Yuri dalam hati udah bersumpah kalau misalnya piyamanya ini bisa dirobek, ia robek sekarang juga tanpa harus merobek kaos Jungmo.

Uuu, co cwit😚
Cie Yuri sayang Wonjin🌚

Udah lanjut.

Srek

Terobeklah kaos Raden Jungmo. Yuri buru-buru fokus ke Wonjin karena wajah Wonjin yang sudah pucat.

Dengan sangat perlahan, Yuri mengambil pecahan kaca itu dari kaki Wonjin. Wonjin dari tadi sudah meringis kesakitan. Ia nyaris saja menangis jika saja Jungmo tak mengelus punggung Wonjin.

Pecahan kacanya berhasil lepas. Yuri mengelap darah yang merembes keluar dengan ujung piyamanya, lalu dengan cekatan membalutnya dengan robekan kaos Jungmo. Udah biasa si Yuri bertindak cekatan, soalnya dulu waktu masih sd dia sering dibentak guru matematikanya dengan kata-kata beliau yang takkan terlupakan oleh Yuri;

"Ayo nak belajarlah menjadi anak yang cekatan!"

Selesai mengobati luka Wonjin, Yuri dapat duduk dengan tenang. Duduk di antara Wonjin dan Jungmo. Beuh, menang banyak si eneng, eh.

"Kita gak baik lama-lama disini, kita harus sembunyi."

Jungmo berdiri. Yuri hanya menatapnya. Benar apa kata Jungmo, mereka bisa ketangkap Hideko kalau tetap disini. Mana ini tikungan lagi kan. Bisa jadi ada penjaga atau Hideko.

Peek-A-Boo [Pdx101 Ft. Iz*one]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें