Hati

207 27 10
                                    

Hai readersqu tercintah(づ ̄ ³ ̄)づ
Apa kalian masih menyimpan book ini?

Happy reading 💓

•°•°•

Focus: Yohan & Nako

Yohan sama Nako lagi lari-larian di lobby asrama. Yohan nya nge gendong Nako ala bridal style. Kata Yohan, Nako larinya lambat makanya dia gendong. Emang minta dimaki seorang Kim Yohan ini.

Mereka sedang dikejar-kejar oleh Dohyun. Big baby itu seperti dirasuki. Ia sempat menyerang Yohan secara brutal, untung saja Yohan atlet taekwondo, jadi bisa kabur.

Yohan larinya cepet banget, sampai akhirnya mereka sampai di lantai 2.

Yohan secara gentle nurunin Nako dari gendongannya. Jantung Nako udah dag dig dug. Baper dia gengs.

"Ma-maaf, seharusnya lo ngebiarin gue lari aja tadi," kata Nako yang merasa tidak enak pada Yohan.

"Kalo gue biarin lo lari, nanti lo ketinggalan terus kita ke pisah gimana? Lo mau lawan Dohyun sendirian?" balas Yohan. Nako merenung akibat ucapan menusuk Yohan. Benar juga apa kata Yohan. Seandainya Nako lari... Dia pasti sudah ditangkap Dohyun.

Mereka saling diam. Tak ada yang berani merusak keheningan ini.

Keberadaan mereka ini sangat mudah diketahui penjaga atau Hideko, karena mereka hanya merapat ke dinding.

"Kamar lo di lantai berapa?" tanya Yohan sambil melirik Nako. Nako menoleh ke arah Yohan. Ia sedikit terkejut karena Yohan menatapnya. "Lantai 2." jawab Nako. Yohan kembali mengalihkan tatapannya ke depan. Mulutnya bergerak, seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi ia menutup mulutnya kembali. Seperti ragu.

Nako yang menyadari itu segera bertanya, "Kenapa?"

"Lo mau sembunyi di bawah tangga?" tanya Yohan balik. Nako melirik ke arah tangga. Lalu ia menggeleng. "Kabur nya susah, lagian tempatnya terbuka." kata Nako dengan polosnya. Yohan seemikiran sama Nako.

"Kalau gitu... Anu... Maaf nih.. Kita sembunyi di kamar lo sama Eunbi aja gimana? Gak ada tempat persembunyian lain soalnya, kamar gue di lantai 4." ucap Yohan. Ia akhirnya mengutarakan pendapatnya.

Pake minta maaf segala, si Yuri aja santuy di kamar sama dua couwo😂

Nako terdiam, ia lalu mengangguk pelan.

Mereka berdua berjalan beriringan ke kamar Nako dan Eunbi.

Sesampainya di depan pintu kamar Nako dan Eunbi, Nako nampak kebingungan. Ia meraba seluruh tubuhnya, lalu wajahnya pucat. Ia memutar kepalanya ke arah Yohan secara perlahan. Yohan kebingungan, "Kenapa?" tanyanya.

Nako menunduk. "K-kunci kamarnya... G-gue gak bawa... Kuncinya dibawa Eunbi keknya..." jawab Nako gugup.

Yohan berusaha membuka pintu, tetapi terkunci. Yohan lalu menatap Nako, begitu pula sebaliknya.

Lalu, mata Yohan berbinar-binar. Ia segera menjentikkan jarinya. "Klinik! Klinik di lantai 2 kan?"

Nako mengangguk setuju. Mereka berdua sesegera mungkin menuju klinik.

Sesampainya disana, mereka tentunya dihadapkan dengan kondisi klinik yg berantakan. Mereka sudah tidak terkejut lagi, siapa coba yang gak bakal sembunyi di klinik?

Nako dan Yohan masih terdiam di ambang pintu klinik. Sedetik kemudian mereka saling bertatapan.

Nako yang salting segera mengalihkan tatapannya. Yohan yang gak peka hanya menatapnya heran.

"Mau masuk kan?" tanya Yohan. Nako melihat ke sekeliling. Ya, klinik ini kondisinya sudah tidak wajar. Ini semua gara-gara boneka sialan itu.

Nako mengangguk ragu. Nako disuruh masuk duluan oleh Yohan. Nako nurut dan masuk.

Ketika Nako sudah hendak bersembunyi di bawah salah satu kasur, dilihatnya Yohan masih berdiri di depan pintu klinik yang sudah hampir ambruk. Pintu ith tertutup. Sudah ditutup Yohan.

"Kenapa Han?" tanya Nako. Sekarang dia sudah berada di posisi sembunyi.

Yohan menatap Nako sebentar. Lalu menggeleng. "Gpp, gue cuman mastiin aja."

Nako mangut-mangut.

Hening. Mereka berdua memutuskan untuk tidak lagi berbicara. Yohan masih setia berdiri di depan pintu klinik. Masih dalam keadaan waspada. Kali aja tu boneka jahanam otw ke sini.

Beberapa menit berlalu. Keadaan masih aman. Yohan memutuskan untuk ikut sembunyi. Dia bersembunyi di bawah kasur pertama. Karena Nako sembunyi di bawah kasur kedua. Awalnya sih Nako yang di bawah kasur pertama, tapi Yohan memberi isyarat untuk pindah ke bawah kasur dua. Karena kalau Yohan di bawah kasur pertama, dia bisa melindungi Nako. Aw, cocwit.

Lagi-lagi hening menyelimuti. Tapi hening itu tak berlangsung lama.

Hening yang menyelimuti mereka tidak berlangsung lama.

Hening tersebut dipercahkan oleh suara





































Statik.

•°•°•

Hai! Kykny aku udh lama bngt gk update yah? Maaf bngt, aku akhir-akhir ini sibuk hehe. Maaf juga chapter ini pendek banget. Aku buntu maaf. Aku akan lebih sering cari inspirasi supaya aku bisa selalu up buku ini!💓

I hope you enjoy this chapter!^^

Peek-A-Boo [Pdx101 Ft. Iz*one]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora