3. Unusual Behaviour(s)

6K 1.1K 130
                                    

         Rapat telah selesai kala Renjun berdiri di hadapan Ceo Wong dalam ruangannya.

Pemuda Huang itu sepanjang rapat hanya mampu menyimak, karena posisinya masih baru, dan masih awam akan perusahaan ini. Namun setelah rapat, ia mulai mengerti banyak.

Ucapkan terima kasih kepada otaknya yang kelewat encer.

Tetapi, Renjun menyadari, sang CEO hanya diam sepanjang rapat. Sesekali memberi komentar setuju maupun tidak setuju.

Apakah seperti itu menjadi CEO? Renjun tidak yakin itu benar.

Renjun melirik pria itu sekilas.

Pemuda Huang itu terus berdoa dalam hatinya agar pria jangkung satu ini tak mendampratnya karena perilaku kasarnya tadi pagi.

Tetapi di sisi lain, sisi Renjun yang telah lelah dengan segala sikap patuh ketenagakerjaan, merasa pasrah dan cenderung lega apabila CEO itu membentaknya, memakinya, lalu menyuruh Renjun meninggalkan gedung itu detik ini juga.

Tetapi detik terus bergerak dan pria itu tak kunjung memarahinya. Ia malah sibuk dengan laptopnya.

"Renjun-ah," panggilnya seketika membuat Renjun nyaris terlonjak.

Jangan heran. Pria aneh yang sayangnya adalah seorang CEO itu memanggil Renjun seolah-olah mereka sudah lama berteman.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Wong?" tanya Renjun ramah.

"Panggil Yukhei saja," ujarnya pelan.

"Yu ... khei?" Renjun mengerjapkan matanya. Yang benar saja, memangnya mereka teman, saling memanggil nama begini?

"Oh, atau Lucas. Ya, aku lebih suka dipanggil Lucas, sebenarnya."

"Baiklah, Yukhei, Lucas," balas Renjun sambil tersenyum.

Senyuman itu diikuti oleh Yukhei, ia tersenyum lebih lebar.

"Kemarilah, mendekat padaku."

Momen itu, Renjun merasa seakan dadanya berdebar kencang hingga akan melompat keluar.

Renjun takut. Takut sekali apabila Yukhei mencoba melakukan sesuatu hal yang buruk. Tidak sedikit Renjun mendengar kisah CEO mesum yang memanfaatkan sekretarisnya.

Tuhan melarang itu. Tuhan, apabila Engkau melarang itu, selamatkanlah aku! benak Renjun berteriak kencang.

Dengan langkah kaku, Renjun berjalan mendekati Yukhei yang menatapnya intens, menunggu sang sekretaris berjalan mendekat.

Saat Renjun sudah berdiri di hadapan Yukhei, pria jangkung itu tersenyum manis lalu menggeser laptopnya menghadap Renjun.

"Ini, lihatlah. Menurutmu aku harus mengisinya dengan apa?"

Manik Renjun menatap pada layar dengan tidak percaya.

Layar itu menampilkan sebuah game, di mana ada seekor ulat berkacamata dengan kotak-kotak yang berisi huruf-huruf acak untuk dibentuk menjadi sebuah kata.

Bookworm Adventures.

Jadi sedari tadi pria ini memainkan game di laptopnya? Pikir Renjun seolah tak percaya.

"Lihat, sedikit lagi aku mengalahkan musuh ini," Jemari Yukhei menunjuk seorang wanita di sisi layar satunya. "Ayo beri aku kata yang panjang, kau pasti pandai kan?" Yukhei menatap Renjun dengan bersemangat.

Renjun menghela nafasnya.

CEO satu ini memang berbeda dengan CEO lainnya.

***

Not Your Typical CEO [Lucas x Renjun]Where stories live. Discover now