20. The Real, Real, Boss

2.7K 466 47
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya kalian rileks dulu. Tarik nafas, tahan, hembuskan.

Hehehe.

***

       
 

       Sebuah hentakan pada kedua lengannya lah yang membangunkan Huang Renjun dari tidur-dalam-posisi-duduknya tersebut. Ia terkesiap, matanya yang masih berat terpaksa bangun. Tubuhnya menegang.

Lee Donghyuck rupanya menebas tali yang mengelilingi, merapatkan kedua anggota geraknya tersebut kemudian mengangkat tubuh Renjun di atas bahunya seolah-olah tubuh Renjun tidak berbobot 50 kilogram lebih.

“Ya! Lee Donghyuck!” pekik Renjun.

“Tutup mulutmu,” balas Donghyuck tajam.

Ucapan yang pedas itu sedikit membuat Renjun terkejut. Donghyuck jarang berbicara seperti itu kepadanya, dengan dominasi yang kasar.

“Donghyuck—”

“Kubilang diam, Huang Renjun.” Donghyuck menampar bokong Renjun yang terangkat ke atas pada bahunya. Renjun kembali terkesiap.

           
Sial, batinnya dalam hati.

Donghyuck lalu mengeratkan pegangannya pada tubuh Renjun ketika mereka menuruni tangga menuju basement. Sepertinya lahan basement itu merupakan tempat parkir.

Dan benar saja, ia membuka sebuah mobil berwarna hitam yang sedikit lusuh. Entah apa tujuannya, tetapi Renjun sendiri tak ingin ambil pusing karena tubuhnya kini dimasukkan paksa ke dalam kursi belakang. Seluruh kaca mobil begitu gelap.

Tubuhnya kembali diikat oleh lelaki itu, begitu pula dengan mulutnya yang dibekap beberapa lapis. Beruntung, ia masih bisa bernafas.

Renjun tak bisa lagi memberontak. Tenaganya seolah habis dan sekarang hanya Lucas yang ada dalam pikirannya. Ia khawatir. Pemuda manis itu merasakan ada sesuatu buruk yang sedang menimpa Lucas.

Donghyuck saja bisa memperlakukannya begini, apalagi pemimpin Spilled Ink yang—menurut Donghyuck—gila itu?

Oh, tidak. Lucas pasti sedang berada di rumah sakit sekarang.

Matanya terus nyalang meski suasananya gelap. Di dalam mobil benar-benar gelap tetapi Renjun keras kepala tetap membuka matanya. Ia takut dirinya akan celaka apabila melonggarkan kewaspadaannya.

Perjalanan itu terasa sangat berat dan panjang. Apalagi, lama kelamaan nafasnya terasa sesak. Memberi sinyal, Renjun terus menendang pintu mobil itu berharap Donghyuck mengerti ia nyaris kehabisan oksigen di sini.

Brak! Brak! Brak!

Donghyuck meringis, merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan kaki Renjun.

“Diamlah, bodoh, kau ingin selamat atau tidak sih?”

Renjun tidak peduli, ia terus bergerak, memberontak di atas kursi penumpang hingga ia nyaris terjungkal, menendang kaca jendela mobil hingga bersuara cukup keras. Ia tak mau mengalah.

“Oke sudah cukup brengsek!” pekik Donghyuck. Lelaki itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Ia menoleh ke belakang dimana Renjun berada sekarang. Lampu di dalam mobil ia nyalakan, menerangi kendaraan itu dengan sinarnya yang temaram.

“Apa yang kau inginkan?” tanyanya ketus. “Kau mau dibunuh saja di sini?”

Renjun menggelengkan kepalanya cepat. Ia mengerang, mengumamkan kata-kata yang tak jelas.

Not Your Typical CEO [Lucas x Renjun]Where stories live. Discover now